Denpasar – Kehangatan terasa saat ratusan wajah berseri berkumpul di acara Halal Bihalal yang digelar MUI Bali bersama Gubernur Bali, Wayan Koster, dan Wakil Gubernur, I Nyoman Giri Prasta di Denpasar Sabtu 19 April 2025.
Lebih dari sekadar acara formal, pertemuan ini menjelma menjadi momen kebersamaan yang menyentuh hati, menyatukan sekitar 300 perwakilan ormas Islam dari seluruh penjuru Bali.
Silahturahmi dan Kolaborasi Mewujudkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” tema yang diusung, bukan sekadar rangkaian kata. Ia menjelma menjadi jembatan hati, menghubungkan perbedaan dalam semangat persaudaraan.
Ketua Umum MUI Bali, Drs H Mahrusun Hadyono, melantunkan ucapan syukur, “Kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat kekeluargaan dan kerja sama demi kebahagiaan masyarakat Bali.
“Semoga acara ini bermanfaat,” ucapnya, suaranya mengalir lembut, menyentuh relung hati setiap yang hadir.
Namun, kehangatan acara tak lantas melenakan dari realita. Gubernur Koster, dengan suara penuh kepedulian, mengajak hadirin merenungkan tantangan yang dihadapi Pulau Dewata.
“Kita harus serius menyelesaikan masalah-masalah ini satu per satu. Prioritas kita dalam lima tahun ke depan adalah menangani sampah dan kemacetan,” ujarnya.
Ia mengakui, penanganan isu-isu ini belum optimal di masa lalu, sebuah pengakuan jujur yang menambah kehangatan suasana.
Di balik tekad itu, ada harapan besar. Koster mengumumkan pembentukan tim percepatan pembangunan Bali, sebuah ajakan kolaborasi, merangkul masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan tertib.
“Bali bukan hanya tempat wisata, tapi juga rumah kita. Kita harus berkomitmen untuk menjadikannya nyaman,” tambahnya, suaranya bergetar, penuh harapan.
Lebih dari sekadar kata, aksi nyata pun terlihat. Di tengah acara, tak ada botol plastik berseliweran. Semua peserta memilih wadah ramah lingkungan, sebuah simbol kecil namun bermakna, mendukung program pengurangan sampah plastik yang digagas sang gubernur.
Halal Bihalal ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ia adalah simpul persaudaraan, tempat harapan dan tekad berpadu. Di sana, di tengah kehangatan dan kebersamaan, terukir janji untuk mewujudkan Bali yang lebih baik, bersih, dan nyaman, sebuah rumah bagi semua. ***