Lembaga Internasional Sebut Tahun Depan Ekonomi Gelap, Presiden Jokowi: Kita Harus Optimis

Meskipun banyak lembaga internasional menyebut tahun ini sulit dan tahun depan gelap akibat Krisis global namun Presiden Jokowi mengajak bangsa Indonesia tetap optimis menatap masa depan.

20 Oktober 2022, 06:30 WIB

Tangerang – Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat tetap membangun optimisme meskipun lembaga-lembaga internasional memprediksi tahun ini situasi ekonomi global sulit bahkan tahun mendatang gelap

Kita semuanya harus tetap optimistis meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap,” tandas Presiden Jokowi saat
membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 di Hall Nusantara, Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk bersikap optimistis di tengah krisis yang melanda dunia.

“Kita semuanya harus tetap optimistis meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap,” tandasnya dikutip dari keterangan tertulisnya.

Bangsa Indonesia harus harus tetap optimis, namun Jokowi mengingatkan. Harus tetap waspada, harus hati-hati karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi.

“Akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa,” ujar Presiden Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu mengungkapkan, optimisme tersebut didasari sejumlah indikator perekonomian Indonesia yang masih menunjukkan angka yang baik.

Mulai pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022. Menurut Presiden, angka tersebut termasuk yang tertinggi di antara negara-negara G20.

Indonesia patut bersyukur di tengah krisis , di tengah-tengah resesi, Indonesia di kuartal II masih tumbuh 5,44 persen.

“Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth, pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya,” katanya menegaskan.

Kemudian, inflasi juga masih bisa dikendalikan pada angka yang relatif rendah. Pada Agustus 2022, inflasi nasional berada pada angka 4,6 persen, pada kuartal II tahun 2022 berada pada 4,9 persen, dan naik sedikit ke angka 5,9 persen setelah pemerintah menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pada Kuartal II (inflasi) 4,9 persen, tapi karena kenaikan BBM kemarin, inflasi naik sedikit di angka 5,9 persen. Masih bisa kita kendalikan.

“Kemudian, tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan growth kita dibandingkan dengan negara-negara lain,” imbuhnya.

Pada neraca perdagangan Indonesia juga terus mengalami surplus selama 29 bulan berturut-turut. Dari Januari sampai September 2022, Presiden mengatakan, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$39,8 miliar.

Kata Jokowi Indonesia sudah 29 bulan mengalami surplus neraca perdagangan sebagaimana disampaikan Mendag Zulkiflk Hasan

“Dari Januari sampai September surplus mencapai 39,8 miliar US dolar. Ini jumlah yang tidak sedikit.” D
demikian Jokowi.***

Artikel Lainnya

Terkini