Lokasi Mangrove yang Ditanam Ronaldo dan SBY Dipenuhi Sampah

23 Februari 2016, 06:51 WIB

Kabarnusa.com – Lokasi tempat penanaman pohon mangrove yang dilakukan pesepakbola dunia Chistiano Ronaldo dan Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di pesisir Telaga Waja Teluk Benoa Kabupaten Badung kini dipenuhi sampah.

Tumpukan sampah, tidak hanya terlihat di pesisir Telaga Waja sekitar Teluk Benoa namun juga di areal dalam hutan mangrove, apalagi saat musim hujan seperti sekarang.

Setiap hari, sebanyak lima orang relawan Forum Pedulu Mangrove (FPM), membersihkan sampah organik dan non organik di areal yang bisa terjangkau sekira 320 hektar.

“Kami biasanya bersihkan di pingggiran dan sekitar daratan, kalau masuk ke dalam hutan mangrove agak sulit karena air,” kata relawan Sekretariat FPM Ni Wayan Daningsih (40) Senin 22 Februari 2016.

Meski belum bisa menjangkau semua lokasi hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai, itupun mereka cukup kewalahan, menghadapi banjir sampah kiriman yang datang setiap waktu.

Sampah-sampah yang dipunguti bermacam-macam dari organik, potongan kayu, ranting dahan dan tanaman lainnya. Juga, sampah plastik makanan, botol-botol minuman bahkan pakaian bekas juga mengotori pohon mangrove.

Kendala yang dirasakan, karena sampah-sampah itu, datang setiap waktu, sehingga sekalipun setiap pagi dibersihkan, sampah tidak pernah berhenti datang.

Apalagi, di lokasi tempat pesebakbola dunia Ronaldo (CR7) dan SBY menanam mangrove tahun 2013 lalu, tak luput dari serbuan sampah.

Beruntung, berkat ketekunan dan kesabaran para relawan FPM, sampah-sampah itu dibersihkan sehingga tidak sampai mengganggu pertumbuhan atau mematikan pohon mangrove tersebut.

Para relawan ini setiap pagi bekerja sejak pukul 06.00 Wita, terjun ke rawa-rawa berair di pesisir memunguti sampah. Sampah yang dikumpulkan kemudian diambil perusahaan pengolah sampah jumlahnya mencapai hingga 1,3 ton perhari.

Jumlah sampah itu bisa lebih besar, mengingat belum semua lokasi di hutan mangrove itu bisa dijangkau oleh relawan yang dikomandani pendiri FPM Heru B Wasesa.

“Kesadaran masyarakat, membersihkan sampah yang mengotori mangrove masih minim, kami harapkan mereka bisa berpartisipasi, lebih peduli membersihkan sampah, agar keberadaan hutan mangrove bisa tetap terjaga dengan baik,” kata Daningsih warga Tanjung Benoa itu. (gek)

Berita Lainnya

Terkini