![]() |
Salah satu tim peserta lomba sedang menghias penjor yang ditempatkan di halaman Kantor Bupati Tabanan |
TABANAN – Memeriahkan HUT ke 523 Kota Tabanan, Pemkab Tabanan, Bali menggelar lomba penjor yang diikuti masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Tabanan, Selasa (22/11/2016).
Selain untuk memeriahkan Hut Kota Tabanan, lomba penjor yang rutin digelar setiap kali peringatan Hut Kota Tabanan ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan tradisi leluhur membuat penjor agar kearifan lokal bisa terus dipertahankan.
Penjor yang dilombakan tersebut, setelah dibuat dan dihias ditempatkan di empat titik yakni di halaman Kantor Bupati, Lapangan Debes, Gedung Kesenian Ketut Marya serta Lapangan Umum Alit Saputra. Penjor akan terpasang sekitar seminggu hingga puncak peringatan Hut Kota Tabanan pada tanggal 29 November 2016.
Ketut Sumendra yang merupakan salah satu juri lomba menghias penjor mengemukakan, lomba penjor ini lebih menekankan pada kreasi dan kreativitas tim. Masing-masing tim yang terdiri dari tujuh orang peserta akan dituntut untuk mampu menyelasaikan dua buah penjor dalam waktu 3 jam.
Selain kreasi dan kreativitas, para peserta juga dituntut untuk selalu kompak agar hasil akhir bisa maksimal. “Ada beberapa kriteria yang akan kami nilai seperti kerapian, keindahan, keserasian, bentuk dan kreasi,” ujarnya.
Menurut Sumendra, sarana yang dipergunakan untuk menghias penjor juga harus bahan-bahan tradisional seperti bambu dan ental, serta tidak boleh memakai sarana berbahan plastik. Tinggi penjor pun sudah ditentukan yakni delapan meter.
“Dalam lomba ini para peserta tidak boleh memperguanakan sarana berbahan plastik apalagi bahan yang sudah jadi. Di sinilah nanti kami akan melihat bagaimana para peserta berkreasi menggunakan bahan dasar ental,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabanan Wayan Adnyana yang menyebutkan lomba menghias penjor ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemkab Tabanan terhadap seni dan tradisi lokal masyarakat Bali, salah satunya kreasi menghias penjor.
Menurutnya, seiring perubahan jaman serta kesibukan masyarakat yang semakin meningkat, penjor yang rutin dibuat tiap enam bulan sekali di saat perayaan Galungan dan Kuningan, saat ini dibuat dengan bahan yang serba jadi. Ini menjadikan masyarakat kita terutama generasi muda, tidak paham betul dari esensi penjor itu sendiri.
“Kami berharap melalui lomba ini, masyarakat kita di Tabanan terutama generasi muda akan tergugah hatinya untuk membuat penjor sesuai dengan esensinya. Karena penjor memiliki makna dan kesakralan yang luar biasa yang harus tetap kita pertahankan,” pungkasnya. (gus)