Lompatan XL Axiata di Tengah Badai Merger dan Ekonomi Lesu: Pendapatan Tetap Melesat!

Ditengah penyelesian merger XL Axiata dan Smartrfren, perseroan membukukan total pendapatan sebesar Rp 8,6 triliun atau meningkat 2% secara tahunan (YoY).

7 Mei 2025, 06:47 WIB

Jakarta – PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) mengumumkan capaian kinerja positif pra-merger XL Axiata pada kuartal pertama 2025.

Meskipun dihadapkan pada tantangan kompetisi yang ketat, daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya, penurunan mobilitas menjelang libur Lebaran, serta fokus pada penyelesaian proses merger dengan Smartfren, XL Axiata berhasil mencatatkan pertumbuhan yang solid.

Perseroan membukukan total pendapatan sebesar Rp 8,6 triliun atau meningkat 2% secara tahunan (YoY). Selain itu, XL Axiata juga mencatatkan EBITDA sebesar Rp 4,32 triliun dengan margin EBITDA 50,2%, serta laba bersih setelah pajak (PAT) sebesar Rp 388 miliar. Kontribusi pendapatan dari layanan data dan digital terus mendominasi, mencapai lebih dari 91% dari total pendapatan.

Presiden Direktur & CEO XLSMART, Rajeev Sethi, menyampaikan rasa syukur atas kinerja positif yang diraih di tengah berbagai tantangan.

Ia menekankan bahwa pertumbuhan bisnis mobile yang stabil, didukung oleh strategi yang berfokus pada Fixed Mobile Convergence (FMC), menjadi salah satu kunci keberhasilan. XL Axiata juga berhasil menambah 1,2 juta pelanggan mobile secara YoY, sementara jumlah pelanggan layanan Fixed Broadband (FBB) stabil di atas 1 juta.

Hal ini dipandang sebagai faktor penting dalam mendorong dan memperkuat pertumbuhan bisnis FMC perusahaan saat ini dan di masa depan.

Hingga akhir kuartal pertama 2025, XL Axiata mencatat total pelanggan sebanyak 58,8 juta dengan blended ARPU yang terjaga di kisaran Rp 40 ribu. Hal ini sejalan dengan fokus perusahaan untuk mengakuisisi dan mempertahankan pelanggan yang produktif.

Dari sisi operasional, XL Axiata berhasil menjaga stabilitas biaya meskipun terdapat peningkatan pada beberapa komponen. Beban biaya penjualan dan pemasaran berhasil dioptimalkan melalui strategi digitalisasi.

Sementara itu, kenaikan YoY terjadi pada biaya interkoneksi, pengeluaran langsung lainnya, serta beban biaya regulasi. Secara keseluruhan, beban biaya operasional YoY berhasil dipertahankan di bawah tingkat pertumbuhan pendapatan.

Strategi transformasi digital XL Axiata, termasuk pengembangan aplikasi MyXL dan AXISNet untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, terus menunjukkan hasil yang positif. Kedua aplikasi mencatatkan kinerja yang kuat dengan lebih dari 35,7 juta pelanggan aktif, serta pertumbuhan Monthly Active User (MAU) sebesar 18% dibandingkan tahun sebelumnya.

Tingkat penggunaan MyXL dan AXISNet yang meningkat mencerminkan penguatan pengalaman pelanggan dan monetisasi melalui pemahaman yang lebih baik terhadap kebutuhan pelanggan. Peningkatan penggunaan aplikasi ini memungkinkan XL Axiata untuk memprediksi tren dan perilaku pelanggan dengan lebih akurat, sehingga dapat memberikan penawaran yang tepat pada waktu yang tepat. Kontribusi pendapatan dari MyXL dan AXISNet meningkat hingga 21%, salah satunya didorong oleh peluncuran fitur XL Circle di aplikasi MyXL.

Personalisasi penawaran dan layanan tetap menjadi salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata. Strategi ini terus diterapkan sepanjang kuartal pertama 2025 dan berhasil meningkatkan data net promoter score (NPS) secara signifikan, yang pada akhirnya mendorong penggunaan layanan dan meningkatkan pendapatan. Pemanfaatan data analytics juga memungkinkan XL Axiata untuk berinvestasi pada area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan yang sesuai dengan permintaan seluruh segmen pelanggan.

Data analytics juga digunakan untuk mengevaluasi key performance indicator (KPI) di berbagai aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang.

Posisi keuangan XL Axiata tercatat sehat pada akhir kuartal pertama 2025, dengan utang kotor sebesar Rp 13,1 triliun dan rasio net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,51x. Utang bersih tercatat sebesar Rp 11,6 triliun, dan seluruh utang XL Axiata berdenominasi Rupiah. Sebesar 64% dari pinjaman yang ada memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 36% dengan suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) perusahaan berada pada tingkat yang sehat dengan peningkatan sebesar 28% menjadi Rp 3,08 triliun.

Performa Jaringan Terus Meningkat

XL Axiata terus berupaya meningkatkan kualitas jaringan sebagai pilar utama layanan konvergensi, yang tercermin dari peningkatan performa jaringan dan pengalaman pelanggan. Komitmen ini diwujudkan melalui belanja modal (Capex) sekitar Rp 1,24 triliun, yang sebagian besar dialokasikan untuk ekspansi dan peningkatan kualitas jaringan.

Hingga akhir kuartal pertama 2025, total BTS XL Axiata mencapai lebih dari 164 ribu, termasuk BTS 4G yang meningkat 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat keterhubungan jaringan dengan fiber optik mencapai 63% (fiberized). Investasi dan strategi jaringan yang berkelanjutan ini berhasil meningkatkan kualitas pengalaman jaringan, mendukung peningkatan penggunaan layanan, yang terbukti dari pertumbuhan trafik layanan sebesar lebih dari 9% YoY, mencapai 2.848 Petabytes. ***

Berita Lainnya

Terkini