Kabarnusa.com –
Dengan semakin seringnya STIKOM Bali dipercaya menjadi saksi ahli dalam
penanganan kasus – kasus cyber yang sering disebut cyber crime di Bali
dan Nusa Tenggara, maka Jumat (29 April 2016) Tim Digital Forensic &
Cyber Crime Investigation STIKOM Bali di-upgrade kompetensinya oleh
Mabes Polri.
Narasumber dihadirkan yakni AKBP Muhammad Nuh
Al-Azhar, M.Sc., CHFI., CEI., ECIH.Muhammad Nuh (sapaan akrabnya)
merupakan Ketua Digital Forensic Analyst Team (DFAT) Puslabfor Bareskrim
Mabes Polri.
Muhammad Nuh dalam workshop tersebut memaparkan
materi tentang seluk beluk Digital Forensic, mulai dari prinsip –
prinsip yang harus dipenuhi dalam dunia Digital Forensic hingga ke
penggunaan tools dalam proses investigasi Digital Forensic.
Muhammad
Nuh memaparkan, tindakan kejahatan digital saat ini semakin marak
sehingga diperlukan orang – orang yang ahli dalam menelaah Digital
Forensic dalam rangka investigasi kejahatan digital. “Penggunaan
teknologi informasi (TI) saat ini semakin luas dan semakin marak pula
kejahatan yang melibatkan TI.
Untuk itu kita perlu memperdalam
dan meningkatkan skill kita di bidang Digital Forensic sehingga kita
bisa melakukan investigasi ketika terjadinya sebuah kejahatan cyber, dan
juga dalam rangka pertahanan dari serangan – serangan cyber yang
mungkin terjadi,” imbuhnya..
Sejak 2012, STIKOM Bali sudah
berprestasi di bidang Digital Forensic & Cyber Crime Investigation,
dengan tiga kali berturut – turut tampil sebagai juara nasional bidang
Digital Forensic di ajang ICA (Indonesian Cyber Army) yang merupakan
kompetisi bergengsi para tentara cyber di Indonesia.
Workshop
yang diikuti oleh para dosen dan mahasiswa penggiat Digital Forensic di
STIKOM Bali ini dilaksanakan di Laboratorium Mobile Technology dan
berlangsung dengan suasana yang santai dan penuh diskusi.
I Wayan Ardi
Yasa, S.Kom selaku ketua tim DFCI (Digital Forensic & Cyber Crime
Investigation) dan juga Dosen STIKOM Bali mengatakan, dirinya sudah lama
menantikan kegiatan workshop yang sangat bermanfaat ini.
“Saya
sangat senang dan antusias sekali pada workshop ini, karena kita bisa
mendengarkan dan mendapatkan ilmu dari seseorang yang memang ahli di
bidang Digital Forensic, dan juga Pak Muhammad Nuh dapat menceritakan
bagaimana pengalaman beliau saat menangani kasus Cyber Crime.
Informasi
serta pengalaman inilah yang sangat kami butuhkan untuk meningkatkan
kompetensi kami di bidang Digital Forensic di STIKOM Bali,” imbuh Ardi
Yasa, usai kegiatan workshop. (dpa).