Made Bayak Pamerkan Seri Karya Terbaru Hasil Residensi di Swiss

Melalui pameran tunggal "Mindscape" Basel Series Made Bayak, selain memamerkan karya, mendeklarasikan perubahan fundamental berkeseniannya

23 Agustus 2025, 16:58 WIB

Jakarta -Galeri Zen1 Jakarta menjadi saksi atas transformasi radikal seniman asal Bali, Made Bayak. Melalui pameran tunggalnya yang bertajuk “Mindscape” Basel Series Made Bayak, ia tidak hanya memamerkan karya, tetapi juga mendeklarasikan perubahan fundamental dalam berkeseniannya.

Pameran ini dibuka sejak Jumat (22/08/2025) dan mengundang decak kagum sekaligus rasa penasaran publik seni rupa.

Selama ini, Bayak dikenal sebagai “juru bicara” isu-isu lingkungan, sosial, dan politik Bali. Ia terbiasa menggunakan simbol, ikon, dan nilai-nilai tradisi lokal sebagai pisau bedah untuk mengkritisi persoalan yang terjadi.

Pembukaan pameran Mindscape Basel Series Made Bayak di Zen-1 Gallery Jakarta/dok.istimewa

Namun, dalam seri terbarunya ini, ciri khas tersebut seolah lenyap. Karya-karya yang dipajang di Jakarta menampilkan gaya yang berbeda, membuat para pengamat seni bertanya-tanya.

Kurator pameran, Yudha Bantono, mengonfirmasi perubahan signifikan ini. “Bayak dikenal sebagai seniman yang sensitif, reaktif, bahkan eksplosif terhadap persoalan Bali dan isu global, tetapi dalam Basel Series, ia seolah sama sekali tidak memperlihatkan identitas itu,” ungkap Yudha.

Transformasi ini berawal dari program residensi yang dijalani Bayak selama tiga bulan di Basel, Swiss. Kota yang dijuluki surga museum ini tidak hanya membuka wawasannya, tetapi juga menginspirasi lahirnya karya-karya baru.

Bayak membenamkan dirinya dalam atmosfer seni Eropa, mengagumi karya-karya maestro dunia seperti Paul Klee, Kandinsky, dan Picasso, serta menyerap keindahan arsitektur, lanskap, dan keragaman manusia di kota itu.

“Semua itu membuat saya semakin tertarik menggali lebih dalam,” tutur Bayak. Pengalamannya bukan sekadar kunjungan, melainkan sebuah percakapan intens dengan lingkungan barunya.

Menurut Yudha, karya-karya dalam Basel Series menunjukkan kegelisahan dan sifat adaptif Bayak untuk terus berinovasi.

Basel menjadi magnet kuat yang menariknya keluar dari zona nyamannya.

“Basel bagi Bayak bukan hanya pengalaman dan peristiwa, tapi lebih dari itu merupakan magnet kuat yang menarik dirinya untuk melakukan perubahan yang sangat mendasar dari identitas kekaryaannya,” jelas Yudha.

Ada 32 karya lukisan yang dipamerkan, masing-masing menjadi bukti eksplorasi tanpa henti. Menurut kolektor dan pengamat seni Daniel Ginting, langkah berani Bayak ini layak mendapat apresiasi tinggi.

“Bayak merupakan salah satu dari sekian seniman yang mau berekplorasi dan berani keluar dari zona nyaman, baik secara pemikiran, kebiasaan, gagasan, maupun kreasi,” kata Daniel saat membuka pameran.

Daniel berharap, pengalaman residensi di Basel ini hanyalah awal dari kejutan-kejutan berikutnya yang akan memperkaya kancah seni rupa, baik di Indonesia maupun internasional.

Pameran “Mindscape” Basel Series Made Bayak menjadi saksi bisu perjalanan seorang seniman yang berani melepaskan identitas lama demi menemukan suara baru. Pameran ini akan berlangsung hingga 14 September 2025. ***

Berita Lainnya

Terkini