Made Wianta, Maestro Seni Lukis Bali Itu Berpulang

14 November 2020, 10:26 WIB

Maestro seni lukis Bali I Made Wianta/foto:Ema Sukarelawanto

Denpasar – Jagat seni Tanah Air berduka dengan meninggalnya salah satu
seniman besar asal Bali I Made Wianta pada Jumat 13 November 2020 siang.
Wianta berpulang saat menjalani perawatan medis di RS Bross Denpasar.

Kabar duka, menyebar di media sosial facebook dan group whatsapp, ketika para
tokoh baik seniman, politikus, tokoh masyarakat lainnya di Bali mamasang
status duka atas berpulangnya seniman asal Apuan, Tabanan itu.

“Saya bersama teman-teman masih melayat di rumah duka di Apuan,” ucap Ema
Sukarelawanto. Ema sangat berduka dengan kepergian Wianta, salah satu seniman
besar yang dimiliki Bali.

Rasa kehilangan akan sosok Wianta yang lahir 20 Desember 1949 itu, karena
sudah dianggapnya sebagai guru sekaligus sehabat baik.

Dirinya kerap berdiskusi panjang seputar dunia seni dan juga tentang
kehidupan. Yang membuatnya bangga karena kerap berkolaborasi baik lewat
pameran-pameran bareng hingga pembuatan buku.

“Terakhir kegiatan bersama almarhum, saat kondisinya masih sehat tahun 2018,”
ucap Ema yang juga pegiat seni ini.

Sejak beberapa tahun terakhir, kondisi kesehatan Wianta terus menurun. Meski
harus dipapah di atas kursi roda, namun Wianta masih bersamngat saat diajak
berdiskusi dengan para koleganya maupun para pegiat seni lainnya.

Berbagai ucapan duka cita dan doa dipanjatkan banyak kalangan baik dari Bali
dan luar Bali. Sebagai seniman besar yang kerap tampil apa adanya itu, dikenal
dikenal dalam khasanah seni rupa modern, Kecamatan Baturiti, Tabanan,
Bali. 

Pada tahun 1967, Wianta mempelajari karawitan. Pada tahun 1967-1969,
mempelajari seni di Sekolah Seni Rupa Indonesia di Denpasar, Bali.

Kemudian melanjutkan pendidikan seninya pada tahun 1975-1977 di Institut Seni
Indonesia, Yogyakarta. Selama 1975-1977. Wianta menetap di Brussel Belgia
untuk menambah pengalaman di bidang seni.

Karya Wianta telah banyak menghiasai berbagai pameran, baik pameran bersama
maupun pameran tunggal. Karyanya pertama kali dipamerkan dalam pameran bersama
tahun 1968 di Museum Bali, di Denpasar.

Tahun 1976, pertama kali mengadakan pameran tunggal di Cultural Jacques Frank,
di Brussel, Belgia. Selanjutnya karyanya tercatat pernah dipamerkan di Jepang,
Singapura, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Amerika, Italia, Guam,
dan Uni Emirat Arab.

Wianta mengikuti banyak pameran internasional sebut saja di New York, Paris,
dan Tokyo. Namun, yang paling terkenal adalah keikutsertaannya dalam Bienalle
di Venesia tahun 2004.

Saat ini, jenasah Wianta masih disemayamkan di kampung halamannya di Desa
Apuan, Kecamatan Baturiti Tabanan. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini