Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik (Kabarnusa) |
Kabarnusa.com, Klungkung – Ketokohan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tetap menjadi magnet dan bisa mendongkrak elektabilitas partai hingga 15 persen di Pemilihan Legislatif 2014.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik mengatakan, perlahan elektabilitas partainya kian menanjak. Bahkan, dia meyakini partainya bisa mendulung 15 persen perolehan suara di pemilu.
“Dahulu secara nasional kita mencapai 21 persen pada pemilu 2009 hingga waktu terpuruk 6 persen,” jelas Wacik ditemui usai acara pemanfaatan sarana air bersih melalui pemboran air tanah dalam di Klungkung, Bali, Senin 930/12/2013).
Kini, dengan perjuangan dan konsitensi sebagai partai pengusung jargon cerdas, bersih dan santun itu akan kembali meraih dukungan masyarakat hingga pemilu mendatang.
Jero bahkan mengklaim, sejak Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali, partai dengan lambang bintang mercy itu, saat ini sudah naik di posisi sekira 10 atau 11 persen.
“Target kami bisa naik lagi 15 persen minimal nasional, sampai bulan April 2014 nanti itu kira-kira,” tegas Menteri ESDM itu.
Meskipun, beberapa survei masih menempatkan posisi partainya di bawah partai politik besar lainnya namun dia meyakini jika kejayaan yang dicapai Demokrat akan diraih dengan ketokohan SBY.
Meskipun, SBY tidak akan menjabat lagi presiden, sambung Jero, di masih menjadi figur sentral atau ruh Partai Demokrat.
Ketokohannnya diibaratkan mendiang Proklamator RI Soekarno, meskipun sudah meninggal sampai saat ini menjadi figur dan panutan bangsa.
“Pak SBY masih menjadi figur utama Demokrat, logikanya, sering saya sampaikan, Bung Karno sudah meninggal tahun 1972, sampai sekarang masih menjadi figur, apalagi beliau Pak SBY masih hidup, memang tidak menjadi presiden, tetapi masih berpengaruh,” tandasnya.
Disinggung soal banyaknya kader partainya yang terjerat kasus korupsi, Jero tak menampik hal itu berpengaruh besar dan sempat membuat posisinya melorot jauh.
“Yang tersangkut korupsi biarlah kan sudah diurusi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi,” sergahnya. (rma)