DENPASAR – Berbagai elemen mahasiswa kembali turun ke jalan menggelar demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dinilai akan semakin menyengsarakan rakyat. Aksi mahasiswa dipusatkan di depan Patung Catur Muka perempatan jalan Udayana, Gajah Mada, Surapati dan Veteran atau kompleks Balai Wali Kota Denpasar, Sabtu (22/11/14).
Mereka berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam Denpasar, KAMMI, BEM Universitas Mahasaraswati, Kammi, LMND, PMII, FMN. Selain mahasiswa juga beberapa aliansi Lembaga Swadaya Masyarakat seperti LBH, turut bergabung dalam aksi yang menyedot perhatian masyarakat dan pengguna jalan yang lewat.
Beberapa perwakilan mahasiswa, bergantian berorasi menyuarakan atas kebijakan Presiden Joko Widodo yang menaikkan BBM bersubdisi. “Kami alianasi mahasiswa peduli rakyat menolak kebijakan pemerintahan JOkowi yang menaikkan harga BBM,” teriak seorang pendemo.
Puas berorasi, mereka membacakan pernyataan sikap yakni mendesak Presiden Joko Widodo untuk membatalkan kenaikan harga BBM. Kenaikan itu, akan diikuti kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya.
Massa juga mendesak agar Jokowi dapat merealisasikan janjinya semasa kampanye dulu yang dikenal Tri Sakti kemandirian dan berdaulat bidang ekonomi, politik dan berdaulat dalam kebudayaan dan kepibradian bangsa.
Selain itu, pemerintah harus melaksanakan amanat UUD 1045 Pasal 33 di mana semua kekayaan alam dan seisinya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Mahasiswa juga meminta dilakukan nasionalisasi pertambangan asing, membangun industri nasional.
“Kami mendesak juga UU Migas dicabut,naikkan upah buruh di Bali agar lebih layak,” tandasnya. Tuntutan ketujuh, mereka mendesak agar Pasal 23 ayat 3 UUD 1945 tentang pelayanan publik. Mereka juga mendesak distablikannya harga-harga kebutuhan pokok di Tanah Air. (kto)