Mahasiswa FKH UGM Ungkap Khasiat Buah Mengkudu

22 Februari 2016, 21:19 WIB

6422 mengkudu berpotensi mengobati toksokariasis

Kabarnusa.com
Buah mengkudu atau pace yang banyak dijumpai di Indonesia memiliki
khasiat salah satunya cukup ampuh untuk mengobati sakit cacing.

Selama
ini, toksokariasis atau penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing
Toxocara canis merupakan salah satu infeksi yang umum dijumpai di
masyarakat dunia, terutama di negara berkembang.

Prevalensi
toksokariasis mencapai 16,67 persen di seluruh dunia sebagaimana data
WHO . Infeksi zoonosis ini juga masih banyak terjadi di Indonesia,
khususnya pada anak-anak.

Penyakit ini disebabkan oleh cacing toxocara canis pada anjing, toxocara cati pada kucing, maupun toxocara vitulorum pada sapi.

Infeksi
parasit ini dapat menyebabkan kerusakan dan peradangan jaringan tubuh.
Pengobatan toksokariasis biasanya dilakukan dengan pemberian obat cacing
sintetik, seperti Albendazole.

Penggunaan obat ini dapat menimbulkan gangguan saluran pencernaan (mual, muntah, serta diare) dan juga reaksi alergi.

Kondisi
itulah yang melatarbelakangi kima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan
(FKH) UGM, yaitu Deny H. Tambunan, Rosa Lakshita Nugrahani, Puspita Dewi
Fortuna, Iqbal Fathurahman, serta Ni Made A.LW.,  untuk mencari solusi
dalam pengobatan toksokariasis.

Mereka menemukan cara yang terbukti ampuh dalam mengobati toksokariasis yaitu dengan memanfaatkan buah mengkudu atau pace.

Mengkudu
ini banyak dijumpai di Indonesia namun belum banyak yang memanfaatkan
dan dibiarkan berjatuhan hingga membusuk begitu saja.

“Padahal,
mengkudu ini memiliki berbagai khasiat salah satunya bisa digunakan
sebagai obat toksokariasis karena mengandung senyawa antihelmintik (obat
cacing),” papar Rosa, Senin (22/2/2016) di FKH UGM.

Guna
mengetahui aktivitas antihelmintik pada buah mengkudu, dilakukan uji
coba terhadap lima ekor kucing yang terkena toksokariasis dengan
terlebih dahulu mengolah mengkudu hingga menjadi ekstrak.

“Kucing
kami cekoki ekstrak mengkudu ini yang telah dilarutkan dengan aquades.
Pemberian ekstrak mengkudu dilakukan dua kali dalam dua minggu,”
tuturnya dilansir laman ugm.ac.id.



Hasilnya memperlihatkan, dengan pemberian ekstrak mengkudu bisa menekan perkembangan telur cacing toxocara cati.

Mereka membuat ekstrak mengkudu dalam empat konsentrasi, yaitu 40 persen, 60 persen, 80 persen, dan 100 persen.

“Hasil
optimal diperoleh dengan pemberian ekstrak mengkudu sebanyak 100
persen. Setelah hari ke-3 pemberian 100 persen ekstrak mengkudu, sama
sekali tidak terdapat telur toxocara dalam feses kucing,” jelas Rosa.

Penggunaan
buah mengkudu sebagai obat toksokariasis, juga aman bagi manusia karena
berasal dari bahan alam sehingga minim efek samping. Selain itu, juga
aman dikonsumsi bagi ibu hamil.

Beberapa obat cacing di pasaran
bersifat bahaya jika dikonsumsi ibu hamil dan janin. Namun, mengkudu ini
aman dan tidak berbahaya bagi kandungan.

Ekstrak mengkudu telah
terbukti mampu menekan pertumbuhan cacing toxcocara pada kucing. Namun
begitu, Rosa menyampaikan bahwa kedepan perlu penelitian lanjutan
pemanfaatan ekstrak mengkudu sebagai obat toksokariasis.

“Masih perlu dilakukan berbagai penelitian lanjutan. Salah satunya untuk menentukan dosis yang tepat bagi manusia,” imbuhnya. (ari)

Berita Lainnya

Terkini