Kabarnusa.com –
Kasadaran masyarakat untuk mengkonsumsi hasil pertanian organik
seperti sayuran dan buah-buahan semakin meningkat hal itu seiring kian
meningkatnya permintaan akan hasil pertanian non kimiawi baik dari
kalangan hotel dan restoran hingga pusat perbelanjaan di Bali.
Pulau
Bali yang memiliki sumber daya pertanian melimpah, sangat mendukung
untuk pengembangan produk-produk organik yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan.
Kabupaten Tabanan dan Buleleng misalnya, dengan letak
geografis yang banyak memiliki dataran tinggi dan pegunungan, sangatlah
cocok untuk pengembangan pertanian organik seperti digeluti My Own Farm
Company berlokasi di Desa Goblek, Banjar Kabupaten Buleleng.
Menurut Owner
My Own Farm Company Johannes H.Hassannusi, ketertarikan mengembangkan pertanian
organik, barangkat dari keprihatinannya atas maraknya produk impor yang
membanjiri pasaran domestik di Bali.
Pria yang lama studi di
Jerman itu, juga mengaku gerah dengan bidang pertanian di Indonesia yang
dinilai carut marut sekira tahun 1997.
Mulailah dia
merintis pertanian yang bebas pestisida di Lembang, Badung hingga
akhirnya mengembangkan di Jatiluwih Penebel Kabupaten Tabanan dan Desa
Goblek Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.
Terutama,
produk-produk impor seperti sayur mayur, buahan hingga beras merah
atau beras dewa untuk kebutuhan hotel-hotel berbintang dan restoran.
Sejatinya, Bali memiliki potensi demikian besar untuk bisa
memproduksi sendiri dengan kualitas tak kalah, dengan impor.
Karenanya,
setelah lewat serangkaian riset dan analisa pasar, dirinya merintis
usaha pertanian organik seperti salad, buah hingga beras merah.
“Syukur
sekarang sudah berjalan enam belas tahun,” kata pria yang disapa Pak Jo
itu dalam percakapan dengan Kabarnusa.com belum lama ini.
Untuk
merintis usaha itu bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi, mengajak
masyarakat beralih dari sistem pertanian konvensional yang mengandalkan
bahan-bahan kimiawai seperti pestisida.
Kendati menghadapi
kendala berat, namun dengan kesungguhan dan ketekunan bersama
orang-orang yang memiliki konsern dengan pertanian organik, perlahan
akhirnya bisa diterima pasar.
Demikian juga, dukungan aparat desa
setempat dan tokoh masyarakat lainnya, perlahan datang. Tentu saja,
dukungan itu, membuatnya semakin bersemangat untuk mengembangkan
pertanian organik di Bali.
Yang lebih penting lagi, dari itu semua, dia ingin menularkan atau mengajak petani di Bali memanfaatkan sistem pertanian organik.
Tidak
hanya melakukan pemdampingan petani, dia siap membantu memfasilitasi
untuk pemasaran produk organik itu. Dengan begitu, petani memiliki
kejelasan dan kepastian pasar atas produk pertanian mereka.
Untuk mensejahterakan petani, diterapkan pola win win antara petani dan perusahanannya, dengan harga tetap.
Lewat
skema kerjasama yang dijalankan selama ini, kini produk
pertanian organik petani di Buleleng dan Tabanan, makin terangkat dan
mampu menembus pasar di hotel restoran dan pusat perbelanjaan.
“Yang
kami amati, permintaan atau pembelian produk pertanian organik, tidak
pernah menurun, stabil bahkan cenderung meningkat,” imbuh pria ramah
asal Surabaya Jawa Timur itu, (rhm)