Makna Nyepi Ungkapan Kasih Sayang Bertumpu Tri Hita Karana

31 Maret 2014, 17:44 WIB
Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti upacara tawur kasanga (Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com, Tabanan – Masyarakat Tabanan menggelar upacara tawur kesanga dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1936 tahun 2014.
 

Tawur kesanga diawali di Catus Pata Kota Tabanan, di sebelah timur Gedung Kesenian I Ketut Mario dan dilanjutkan di masing-masing perempatan (pempatan) agung Desa Pekraman se Kabupaten, Minggu 30 Maret 2014.

Hadir dalam upacara itu Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti beserta I Made Dwi Suputra didampingi Wabup Komang Gede Sanjaya beserta Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya, Penglingsir Puri dan SKPD di Lingkungan Kabupaten Tabanan.

Sebelumnya, ritual mepepada ( penyucian hewan yang dimanfaatkan sebagai bahan tawur) dilaksanakan sehari sebelum  tawur yakni, pada Sabtu (29/3).

Hewan yang disembelih untuk sarana tawur caru balik sumpah utama, antara lain, kerbau, sapi, kambing, babi, anjing, itik dan ayam dalam segala warna.

Upacara tawur kesanga ini diawali dengan penyiapan upacara seperti pemasangan sanggar agung dan piranti lainya.

Sementara 4 sulinggih yang muput adalah, Ida Pedanda Siwa dari Griya Taman Sari Tabanan, Ida Pedanda Buda dari Griya Jadi Tabanan, Rsi Bujangga dari Griya Ngis dan Rsi Mpu dari Griya Gerogak Gede Tabanan serta disaksikan oleh Ida Cokorda Anglurah Tabanan.

Upacara tawur agung ini digelar secara  rutin sehari menjelang perayaan pergantian tahun baru caka ini dimaksudkan untuk nyomia bhuta kala, yakni mengembalikan buta kala kealam dengan menyediakan persembahan berupa caru tawur agung.

Dengan digelarnya diharapkan akan tercipta keseimbangan buwana agung dan buwana alit (mikrokosmos dan makrokosmos).

Bupati Eka mengimbau masyarakat Tabanan untuk menjadikan perayaan Nyepi ini sebagai momen introspeksi diri, mengevaluasi kembali segala keberhasilan dan kegagalan yang telah kita alami di tahun sebelumnya.

“Jadikanlah perayaan Nyepi sebagai momen introspeksi diri. Karena makna nyepi merupakan ungkapan kasih sayang yang berkonsentrasi pada konsep Tri Hita Karana,” tandasnya.

Konsep yang diajarkan, untuk membangun hubungan yang harmonis dengan sesama, Tuhan ( Ida Sang Hyang Widi Wasa ), dan alam semesta.

Segala bentuk perbedaan akan menjadi indah apabila kita bisa menjadikan perbedaan sebagai suatu kekuatan untuk membangun Tabanan yang lebih baik ke depan serta untuk mewujudkan visi Tabanan Serasi,” imbuhnya. (gus)

Berita Lainnya

Terkini