Suasana new normal Jalan Malioboro, Yogyakarta 6 September 2020/Agus Nugroho Purwanto |
Yogyakarta – Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan para
pedagang kaki lima Malioboro optimis terus berbenah menyambut keadaan “new
normal” atau tata kehidupan era baru menandai mulai berdenyutnya pariwisata di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Semenjak bulan Maret 2020, Jalan Malioboro yang selalu ramai, menjadi
sepi pengunjung. Banyak gerai dan lapak souvenir atau pusat oleh oleh ditutup
di kawasan yang menjadi target kunjungan wisatawan ini.
Ya, mulai bulan Juli lalu, setelah pemerintah menerapkan keadaan new normal
atau tata kehidupan era baru, yang memberikan kesempatan pelaku ekonomi dan
masyarakat menyambut dengan protokol ketat ditengah merebaknya virus Corona
atau Covid-19.
Pandemi Covid 19 ini, membuat seluruh sektor perekonomian dan pariwisata di
kota Yogyakarta anjlok, menurun dan hampir tidak ada pengunjung. Pasalnya,
terdapat pembatasan aktivitas atau perpindahan orang untuk menghindari
kerumunan dan berkumpulnya orang dari luar daerah.
Anjuran dan himbauan dari pemerintah untuk tidak beraktivitas di luar rumah
membuat kota Yogyakarta yang sebelumnya menjadi tujuan wisatawan domestik dan
mancanegara menjadi sepi, sehingga para pelaku bisnis dan UMKM pun menutup
sementara toko dan tempat usahanya.
Diberlakukannya new normal, membuat optimisme masyarakat untuk kembali
beraktivitas, dengan protokol dari Satgas Covid 19, memakai masker, mencuci
tangan. Kemudian, menjaga jarak antar manusia dan bahkan disediakan pos
pemeriksaan suhu tubuh pada saat memasuki area jalan Malioboro.
Para pedagang kaki lima maupun pemilik toko cinderamata mata dan oleh-oleh di
Malioboro yakin bahwa adanya new normal, akan membuka kesempatan wisatawan
dari luar kota Yogyakarta akan kembali lagi mengunjungi Yogyakarta.
Mereka optimis Malioboro menjadi salah satu ikon kota Yogyakarta, akan kembali
ramai dikunjungi wisatawan. Bergeliatnya perekonomian di kota Yogyakarta dapat
dilihat dari geliat mulai ramainya Jalan Malioboro yang dikunjungi wisatawan
lokal seperti dari Provinsi Jawa Barat dan Jawa timur.
Pantauan Kabarnusa.com, suasana pada Minggu pagi, dilihat aktivitas
olahraga dan jual beli souvenir bahkan para penjual makanan ringan pun ikut
andil bagian untuk menyambut suasana new normal di Yogyakarta.
Tidak sedikit wisatawan yang hanya sekedar jalan jalan pagi ke jalan
Malioboro, keluar dari kamar hotel penginapan mereka untuk menyusuri sepanjang
jalan dimalioboro.
Para pedagang kaki lima juga sudah ada yang mulai buka dasar pada pukul 06.00
wib untuk mencoba peruntungan menunggu para wisatawan yang sudah mulai datang
di pagi hari.
“Kami biasanya akan menutup lapak malam hari pukul 22.00 untuk hari hari
libur,” ucap Budi, salah seorang pedagang di kawasan Malioboro.
Kondisi ini, membuat dirinya dan pedagang lainnya di kawasan ini, semakin
yakin dan membangkitkan optimisme bahwa perekonomian akan segera kembali
berputar.
“Sudah mulai ada yang order barang dagangan ke supplier, kami merasa yakin
akan kebangkitan ini, untuk memulai beraktivitas kembali,” tutur Budi sembari
mengatakan, rata rata mereka para perajin souvernir ataupun oleh oleh khas
Jogja.
Para pedagang kaki lima dimalioboro berharap dengan keadaan new normal,
wisatawan mulai berkunjung ke Yogyakarta, khususnya ke Malioboro.
Tentunya, dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19
yang mewajibkan warga memakai masker dan mencuci tangan sebelum memasuki
area jalan Malioboro. (anp)