![]() |
Wimboh dalam pertemuan dengan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Direksi BPD Bali serta bank BUMN di Kantor Regional 8 OJK, Denpasar/ist. |
Denpasar – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh
Santoso memastikan dukungan OJK bagi upaya-upaya untuk pemullihan Bali saat
pandemi Covid-19.
Hal itu ditegaskan, saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali I Wayan
Koster untuk mendiskusikan upaya pemulihan ekonomi daerah Bali dari dampak
pandemi Covid – 19.
“Kami menawarkan apa yang bisa kami bantu dan kami akan dukung, supaya ekonomi
Bali cepat bangkit,” kata Wimboh dalam pertemuan dengan Gubernur Bali I Wayan
Koster dan Direksi BPD Bali serta bank BUMN di Kantor Regional 8 OJK,
Denpasar, Sabtu (7/11/2020).
Pertemuan dengan Gubernur Bali ini merupakan rangkaian kunjungan Ketua Dewan
Komisioner OJK untuk melihat langsung kondisi perekonomian daerah dan
mendiskusikan program-program pemulihan ekonomi yang bisa dilakukan OJK
bersama Pemda dan Industri Jasa Keuangan.
Sebelumnya Jumat Wimboh Santoso melakukan pertemuan dengan Gubernur NTT Viktor
Bungtilu Laiskodat di Labuan Bajo, NTT.
Wimboh menjelaskan perekonomian Bali yang didominasi pariwisata masih akan
terdampak cukup lama akibat Covid 19, sehingga dibutuhkan berbagai upaya untuk
mendorong sektor ekonomi lain seperti perikanan dan pertanian menjadi menjadi
alternatif pemulihan ekonomi di Bali.
Pihaknya ingin ekonomi Bali bertahan seraya menunggu sektor pariwisata pulih
sejalan dengan meredanya Covid 19 dengan memperbesar porsi sektor perikanan
dan pertanian.
“Kita juga harapkan wisatawan domestik mulai kembali memenuhi Bali,” katanya.
Sementara, Gubernur Bali Wayan Koster menjelaskan, perekonomian Bali
membutuhkan bantuan agar para pelaku usaha pariwisata dan usaha dukungan
pariwisata tetap bertahan sambil menunggu hilangnya pandemi Covid 19 yang
menurunkan jumlah wisatawan asing.
“Kami perkirakan sektor pariwisata baru pulih di 2022 atau di 2023 sehingga
dibutuhkan bantuan semacam pinjaman lunak dari pemerintah untuk membantu
mereka agar tidak bangkrut atau melakukan PHK,” katanya.
Selain itu, untuk sektor ekonomi lain seperti perikanan dan pertanian, Pemrov
Bali sudah mendorong UMKM dan koperasi untuk melakukan ekspor langsung ke
berbagai negara.
Koster menjelaskan, OJK selama ini sangat kooperatif dalam mendukung berbagai
program dan kebijakan Pemprov Bali termasuk dalam menerapkan kebijakan
stimulus ekonomi dari OJK dan Pemerintah.
Hingga 21 Oktober 2020 sudah mencapai Rp28,54 triliun untuk 184.002 debitur
yang terdiri debitur UMKM sebanyak 83.399 dengan nilai Rp16,68 triliun.
Sementara debitur KUR yang mendapatkan restrukturisasi 78.076 debitur dengan
nilai Rp3,36 triliun.
Sedangkan debitur perusahaan pembiayaan yang mendapatkan restrukturisasi
sebanyak 98.828 kontrak dengan nilai Rp6,39 triliun. Secara nasional kebijakan
restrukturisasi kredit yang dikeluarkan OJK pada Maret lalu telah berhasil
menjaga stabilitas sektor jasa keuangan.
Sampai 5 Oktober 2020 realisasi restrukturisasi kredit sektor perbankan
mencapai Rp914,65 triliun untuk 7,53 juta debitur yang terdiri dari 5,88 juta
debitur UMKM senilai Rp361,98 triliun dan 1,65 juta debitur non UMKM senilai
Rp552,69 triliun. (rhm)