Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati/Dok.Humas Pemprov Bali |
Denpasar – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok
Ace) menghimbau masyarakat Bali yang melaksanakan persembahyangan odalan di
Pura Semeru Lumajang Jawa Timur agar mengimplementasikan protokol kesehatan.
Tokoh Puri Ubud ini mengimbau masyarakat Bali terus mengimplementasikan
protokol kesehatan 3M dengan disiplin.
Paruman PHDI Lumajang dan Muspika Kecamatan Senduro Selasa (8/6) memutuskan
pelaksanaan puncak upacara Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru Agung pada
Purnama Kasa mendatang tetap digelar dengan protokol kesehatan Covid-19 yang
ketat.
Ketentuan diputuskan dalam rapat yang dihadiri ketua PHDI Lumajang dan Muspika
Senduro, sebagaimana dijelaskan oleh Wagub Cok Ace, antara lain pemedek wajib
mengantongi hasil negatif rapid test antigen yang berlaku 2 x 24 jam.
“Bagi pemedek dari Bali yang ingin nangkil ke Semeru, diminta membawa hasil
swab antigen negatif, bisa dari puskesmas masing-masing,” jelas Cok Ace kepada
media Senin 14 Mei 2021.
PHDI Lumajang juga akan mengatur jalannya persembahyangan agar sesuai dengan
protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
“Pemedek yang baru datang akan diarahkan ke Lapangan Senduro (Kecamatan-red)
untuk menjalani pemeriksaan kesehatan serta administrasi yang diperlukan,”
imbuhnya.
Dipastikan PHDI Lumajang akan terus mengatur dan memantau jalannya
persembahyangan agar para pemedek bisa menjaga jarak dan menghindari kerumunan
selama nangkil di Pura.
Begitu juga kelengkapan prokes seperti tempat cuci tangan dipastikan tersedia
mencukupi. Tokoh Puri Ubud ini juga mengimbau masyarakat Bali yang akan
bersembahyang untuk terus mengimplementasikan protokol kesehatan 3M dengan
disiplin.
“Saya minta pemedek dari Bali selama di sana untuk terus memakai masker,
mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak serta tidak membuat
kerumunan sebagaimana diatur oleh panitia,” imbau Cok Ace.
Hal ini penting untuk dilaksanakan, mengingat Lumajang khususnya wilayah
Senduro selama ini sebagai wilayah dengan penyebaran Covid-19 yang cukup
rendah. Ia tidak ingin pelaksanaan piodalan tanpa protokol kesehatan yang
ketat bisa membahayakan kesehatan warga setempat.
“Jadi mari kita jaga bersama kesehatan kita beserta warga setempat, agar
pelaksanaan piodalan ini berjalan lancar serta penyebaran Covid-19 tetap
terkendali,” tandasnya seraya mengatakan masyarakat Bali bisa Ngayat
(melaksanakan sembahyang dari rumah masing-masing – red) terkait piodalan.
Pada 24 Juni 2021 menjadi puncak Karya di Pura Mandara Giri Semeru dan Nyineb
dilaksanakan 5 Juli 2021. Ia kembali menegaskan agar masyarakat Bali yang
pedek tangkil menerapkan prokes covid-19 dengan disiplin sehingga kembalinya
dari Semeru justru tidak membawa dampak negatif ke Bali.
Kondisi belakangan ini di Bali sudah mulai membaik, ditunjukkan dengan trend
kasus positif semakin menurun dan pasien yang sembuh semakin meningkat.
“Kita tidak ingin situasi yg semakin membaik di Bali ini menjadi kembali
meningkat kasus positifnya gara-gara kita abai dengan prokes Covid-19 dalam
melaksanakan persembahyangan ke Semeru. Terlebih, mengingat Jawa pada umumnya
masih cukup tinggi kasus positifnya,” tandasnya. (rhm)