![]() |
Amanda Katili Niode |
Kabarnusa.com – Semua elemen masyarakat diharapkan turut membantu mengendalikan perubahan iklim global dengan melakukan efisiensi energi dan pengelolaan dampaknya.
Amanda Katili Niode Manager The Climate Reality Project Indonesia dan
Ketua Tim Ahli utusan khusus Presiden untuk Pngendalian Perubhan Iklim, mengingatkan pentingnya gerakan bersama dari semua elemen masyarakat dan pemerintah dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim global.
Apa yang dilakukan di Bali, melibatkan generasi muda, diharapkan mereka bisa menjadi pelopor dalam menjaga lingkungan masing-masing.
“Kita harapkan, kepedulian untuk menjaga lingkungan itu dengan aksi nyata seperti menanam mangrove,” katanya di sela kegiatan The Climate Change
Reality Project Inndonesia.
di Kuta akhir pekan ini.
Dalam
kegiatan yang didukung pula Forum Peduli Mangrove itu, dihadiri puluhan kamu muda terpelajar dari mahasiswa
Universitas Udayana, Universitas Warmadewa dan Universitas Pendidikan
Singaraja.
Ditambahkan Murni Titi Resdiana dari Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim Indonesia (UKP-PPI), isu perubahan iklim sangat mendesak yang harus dilakukan antisipasi dampaknya sejak dini.
Disadari, sebagai dampak perubahan iklim global itu, membuat bumi makin panas dan berbagai bencana alam yang ditimbulkan terjadi di berbagai belahan dunia.
Bencana alam itu, membuat ketidaknyamanan manusia, karenanya, harus menjadi kesadaran semua pihak untuk bersama-sama melakukan pencegahan dan pengelolaan dampak secara tepat.
“Isu yang kami angkat dengan pendekatan pencegahan dan pengelolaan dampak perubahan lklim, agar semakin menjadi kesadaran bersama,” kata Murni.
Sejumlah pembicara seperti Staf Ahli Menpora Yuni Poerwanti, Amanda Katili Niode Manager The Climate Reality Project Indonesia dan Ketua Tim Ahli utusan khusus Presiden untuk Pngendalian Perubhan Iklim dan Murni Titi Resdiana dari UKP-PPI.
Disebutkan Murni, isu pencegahan bisa dilakukan lewat aksi nyata, dengan melakukan penanaman mangrove seperti di Bali, efisiensi energi hingga konsumsi makanan lokal.
Kemudian, isu pengelolaan dampak, terhadap hal yang sudah terjadi. Misalnya, pencemaran lingkungan seperti limbah cair, sampah padat dari hotel, restoran dan industri pariwisata lainnya di Bali.
Bagaimana sampah padat itu dikelola dengan baik, untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Juga efisensi energi dalam penggunaan listrik, AC dan lainnya,
Jika gerakan itu menjadi aksi nyata bersama baik pelaku dunia usaha seperti perhotelan, restoran, masyarakat dan pemerintah maka hal itu akan menjadi efektif dalam mencegah dampak perubahan iklim. (rhm)