DENPASAR – Kandasnya Gede Sumarjaya Linggih masuk jajaran kabinet Aburizal Bakriea di DPP Partai Golkar setelah mayoritas tim formatur menolaknya karena dianggap melakukan indisipliner. Meski posisinya cukup strategis sebagai anggota DPR RI namun Sumarjaya atau disapa Demer, gagal masuk kabinet Ical. Padahal, sebelumnya, dia masuk dalam pengurus harian Ical.
Belakangan diketahui, dinonjobkannya Demer dalam struktur DPP lantaran kondite politisi asal Buleleng itu, tidak sesuai dengan harapan partai beringin. “Saya anggota Tim Formatur telah berjuang keras agar beliau (Demer) masuk struktur DPP, namun hasilnya seperti itu, tidak bisa masuk, ” aku Ketua DPD Partai Golkar Bali Ketut Sudikerta di Sanur, Jumat (26/12/14).
Sudikerta melanjutkan, alasan utama gagalnya Demer melenggang ke DPP, karena mantan Ketua Kadin Bali itu, telah melakukan indisipliner partai. Disinggung pelanggaran indispliner dimaksud, Sudikerta mengaku tidak tahu persis, sebab menjadi kewenangan DPP.
“Semua keputusan berada di tangan DPP,” tandasnya. Disinggung pelanggaran indispliner dimaksud, Sudikerta mengaku tidak tahu persis sebab itu menjadi kewenangan DPP. Demikian juga, saat ditanya apakah rontoknya Demer karena langkahnya selama ini yang kerap merugikan partai, termasuk saat pemilihan presiden, Sudikerta enggan menanggapi.
Yang pasti kata dia, dari sembilan anggota Formatur yang menyusun kepengurusan atau kabinet Ical 2014-2019, semua menolak dimasukkannya Demer dalam struktur DPP Partai Golkar. (rma)