Mega Klaim Kampanye PDIP untuk Pendidikan Politik

23 Maret 2014, 06:23 WIB
Megawati kampanye di Lapangan Blahkiuh, Abiansemal, Badung, Bali (Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com, Badung – Hingar bingar kampanye seperti digelar PDI Perjuangan diklaim sebagai bagian penting dari pendidikan politik rakyat.
 

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan hal itu saat membakar semangat ribuan kader banteng dalam kampanye rapat terbuka di Lapangan Blahkiuh, Abiansemal Kabupaten Badung, Bali Sabtu 22 Maret 2014.

“Kampanye PDIP bukanlah, berhura-hura, kampanye yang saya saya lakukan untuk pendidikan politik bagi rakyat bahwa sebenarnya mereka empunya kedaulataan di negeri ini,” tegas Mega.

Kata dia, Kedaulatan rakyat itu, tidak ada satu orang pun yang bisa merusaknya.

“saya senang di Bali, mereka dengan tertib mendengarkan, tidak ada kampanye di tempat lain seperti ini kecuali di Bali,” pujinya disambut applaus massa semut merah itu.

Mereka mengikuti, menyimak isi kampanye, dengan tertib mendengarkan selalu duduk tertib dan rapi.

Hal itu menandakan bahwa pada dasarnya rakyat menginginkan untuk mendapat arahan pendidikan politik, supaya bisa hidup mandiri. Supaya mereka bisa mensejahterakan dirinya.

Mantan Presiden RI Kelima lantas melanjutkan, bahwa bangsa Indonesia mestinya bersyukur karena diberi rahmat yang luar biasa.

“Bayangkan dua per tiga dunia, saya sudah jajahi, saya bersyukur jadi warga negara Indonesia, karena kekayaannya sangat melimpah ruah,” sebutnya.

Hanya saja, faktanya bangsa ini menurut Mega selama 10 tahun pemerintahan berjalan masih jauh dari harapan. Lewat Fraksi PDIP, berbagai kritikan pedas sudah dilontarkan karena selama ini yakni kebijakan impor pangan.

“Coba bayangkan, coba pakai dengan mata hati, pikiran jernih, betapa kayanya bangsa ini, saya kagum Bali betapa indanya sawah dan subak di Bali, kemudian ada sebuah keputusan bahwa kita dikatakan selalu kekurangan beras sehingga kita impor,” kritiknya.

Tentu saja apa yang dilakukan pemerintah sangat ditentangnya dan bertolak belakang dengan apa yang pernah diungkapkan mantan Presiden Soekarno bahwa Indonesia sebagai negara kaya raya.

“Tetapi mengapa sampai hari ini, masih ada saja orang miskin, ada yang mengalami kebodohan, tidak punya harga diri dan tidak punya percaya diri,” katanya prihatin.

Dia menyimpulkan, bahwa kondisi itu semua terjadi karena disebabkan oleh bangsa sendiri. (rma)

Berita Lainnya

Terkini