Melambungnya Harga Semangka Bikin Petani di Jembrana Menjerit

16 Mei 2016, 00:00 WIB

Kabarnusa.com – Meski harga semangka non biji di tingkat petani terus melambung tinggi hingga Rp3.500 perkilogram sejak sepekan terakhir namun petani tetap menjerit. Pasalnya, mereka tidak bisa menikmati kenaikan harga semangka itu tidak bisa melepaskan diri dari pengepul yang membeli jauh dari harga pasar.

Harga ini telah bertahan sejak seminggu ini. Jika sebelumnya harga semangka ditingkat petani hanya Rp 2000 per kilonya.

“Harga dua ribu rupiah per kilo itu bertahan sampai sebulan. Kemudian naik menjadi dua ribu lima ratus rupiah,” terang Heri Iswanto (35), salah seorang pengepul semangka asal Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (15/5/2016).

Harga Rp 2500 tersebut menurut Heri bertahan seminggu dan kemudian naik menjadi Rp 3000 per kilonya dan kembali naik menjadi Rp 3500 per kilogram.

Naiknya harga semangka saat ini lantaran tingginya permintaan semangka dari konsumen, sementara produksi semangka ditingkat petani sedikit atau terbatas.

Seorang petani semangka justru mengeluh sebagai petani semangka di Jembrana meskipun harga semangka naik drastis.

“Kami di Jembrana jarang sebagai petani semangka mandiri. Kami kebanyakan mengambil modal produksi dari pengepul. Jadi jika panen yang menentukan harga ya pengepul yang ngasi modal,” keluhnya.

Jika saatnya panen, petani yang terikat perjanjian dengan para pengepul tidak tahu berapa harga semangka dibeli pengepul.

Mereka sering kaget, karena semangka dibeli pengepul tidak sesuai harga pasaran.

“Bahkan langsung dipotong hutang, untung kalau ada sisanya kadang malah minus, katanya.

Terlebih, biaya produksi dan sewa lahan sangat tinggi.

Jika ingin menjadi petani semangka mandiri, pihaknya sangat kesulitan menjual hasil produksinya. Mau dijual ke Denpasar atau ke Jawa petani mengaku tidak tahu celah.

Sedangkan pengepul lokal jelas tidak mau membeli semangka milik petani mandiri karena para pengepul sudah banyak memiliki petani binaannya sehingga pengepul hanya mau membeli semangka petani binaannya.

Sejumlah petani mengharapkan, peran serta pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka sehingga bisa lebih sejahtra.

Dahulu Pemkab Jembrana pernah melakukan pendampingan terhadap petani semangka dengan memproduksi semangka kotak yang itu sangat membantu petani.

Hanya saja, itu hanya sekali panen, setelah itu tidak terdengar kabarnya. (dar)

Berita Lainnya

Terkini