Melestarikan Kura-kura Moncong Babi: Sebuah Kisah Konservasi dan Relokasi

Bali Safari Park memiliki 4 pilar yaitu Konservasi, Edukasi, Research dan Rekreasi. Bali Safari Park bukan sekadar tempat rekreasi keluarga, tapi juga lembaga konservasi yang fokus menyelamatkan satwa-satwa langka Hanya di Bali Safari Park, konservasi satwa menyatu padu dengan budaya khas Bali yang cukup kental.

6 Juli 2023, 13:40 WIB

Gianyar – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua telah memulai perjalanan luar biasa untuk melindungi dan melestarikan kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta). Makhluk unik ini secara bertahap dipindahkan dari Bali ke Papua di bawah perawatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali. Upaya ini tidak hanya menyoroti pentingnya pelestarian warisan budaya dan keanekaragaman hayati, tetapi juga memamerkan upaya kolaboratif untuk mendidik dan meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat.

Perjalanan kura-kura Moncong Babi: Pada tahun 2015, Bali Safari menerima 2.341 kura-kura moncong babi yang disita oleh BKSDA Bali. Kura-kura ini, dengan ukuran kecil (sekitar 5-6 cm) dan dalam keadaan stres dan cedera, menemukan tempat perlindungan di Bali Safari and Marine Park. Namun, karena populasi yang terlalu banyak dan kanibalisme selama rehabilitasi, banyak di antara mereka yang tidak selamat. Meski demikian, tim yang berdedikasi di Bali Safari berhasil merawat kura-kura yang tersisa, menyaksikan pertumbuhan mereka hingga mencapai ukuran rata-rata 18-30 cm.

Pada tahun 2022, populasi mereka menyusut menjadi sekitar 900 ekor. Upaya Konservasi dan Relokasi: Pada bulan Mei 2023, dengan dukungan Badan Konservasi Sumber Daya Alam dan kerja sama PT Freeport Indonesia, 500 kura-kura moncong babi dipindahkan dari Bali ke Timika, Papua. Langkah signifikan ini menjadi momen penting dalam pelestarian makhluk yang terancam punah ini.

Sambut Liburan Sekolah Bali Safari Hadirkan “WildSummer Festival” 2023

Tujuan dari relokasi ini adalah melepaskan kura-kura tersebut ke habitat alaminya, memungkinkan mereka untuk berkembang biak dan berkontribusi pada keseimbangan ekologis lingkungan asli mereka. Kura-kura moncong babi memiliki nilai ekologis dan budaya yang besar. Diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), mereka memainkan peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati habitat alami mereka.

Selain itu, kura-kura ini memiliki makna budaya yang mendalam, mewakili kekayaan warisan dan keanekaragaman hayati Indonesia. Relokasi sukses 500 kura-kura moncong babi dari Bali ke Papua menandai tonggak penting dalam pelestarian mereka. Sebagai hasil dari upaya kolaboratif antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, Bali Safari Park, PT Freeport Indonesia, dan dukungan pemerintah, kura-kura ini sekarang memiliki kesempatan untuk berkembang di lingkungan alami mereka. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang inisiatif konservasi ini dan mendukung upaya Bali Safari & Marine Park, kunjungi situs web mereka di www.balisafarimarinepark

Bali Safari Park
Bali Safari Park merupakan unit dari Taman Safari Indonesia (TSI) Group yang berdiri sejak tahun 2007. Berlokasi di Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Bali Safari Park dihuni oleh lebih dari 100 spesies dan lebih dari 1000 individu satwa nan eskotik dan menawan. Pengunjung akan dimanjakan dengan aneka ornamen khas Bali ditambah dengan ragam satwa dari berbagai belahan dunia. Tak heran, Bali Safari Park menjadi tempat rekreasi, edukasi, dan konservasi terfavorit bagi turis asing serta lokal di Pulau Dewata. Ditambah dengan hadirnya Mara River Safari Lodge, pengunjung akan diajak menginap di resort berkelas dunia dengan panorama alam yang mengagumkan. 

Detail info lebih lanjut dapat mengunjungi website Bali Safari Park
www.balisafarimarinepark.com atau email info@balisafarimarinepark.com

Berita Lainnya

Terkini