Melihat Arah Ekonomi Indonesia 2025: Hasil Survei OJK Ungkap Optimisme

Keyakinan akan stabilitas makroekonomi domestik, tercermin dari IKM triwulan I-2025 yang optimis (53), didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, prediksi stabilitas makroekonomi dan ekspektasi penurunan BI-Rate.

4 Maret 2025, 08:59 WIB

JakartaSurvei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) triwulan I-2025, yang diumumkan pada 3 Maret 2025, menunjukkan optimisme kuat dari 96 bank responden (96,61% aset perbankan).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) mencapai 66 (zona optimis), mencerminkan keyakinan akan kinerja perbankan yang lebih baik, didorong oleh ekspektasi stabilitas makroekonomi dan peningkatan intermediasi, meskipun ada tantangan global.

Keyakinan akan stabilitas makroekonomi domestik, tercermin dari IKM triwulan I-2025 yang optimis (53), didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, prediksi stabilitas makroekonomi dan ekspektasi penurunan BI-Rate.

“Kedua, pertumbuhan PDB diperkirakan berlanjut, didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri, kenaikan UMP 2025, dan stimulus ekonomi 2025,” tuturnya dalam keterangan tertulis 3 Maret 2025.

Mayoritas responden survei meyakini risiko perbankan triwulan I-2025 tetap terjaga, tercermin dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 55.

Keyakinan ini didasarkan pada kualitas kredit yang baik, Posisi Devisa Netto (PDN) yang rendah dengan posisi aset valas lebih besar dari kewajiban, proyeksi peningkatan rentabilitas seiring penyaluran kredit, serta stabilitas risiko likuiditas.

Ekspektasi kinerja perbankan triwulan I-2025 menunjukkan optimisme dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 74. Pertumbuhan kredit diproyeksikan meningkat, didukung oleh pertumbuhan ekonomi domestik dan momentum Ramadhan/Idul Fitri yang mendorong permintaan kredit dan aktivitas usaha.

Lebih lanjut, dana Pihak Ketiga (DPK) juga diperkirakan tumbuh sejalan dengan perbaikan kegiatan ekonomi dan upaya bank dalam memperoleh sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit.

SBPO OJK mengidentifikasi dua tren ekonomi utama untuk 2025. Pertama, perlambatan ekonomi global akibat ketidakpastian geopolitik dan potensi perang dagang.

Kedua, stabilitas ekonomi Indonesia, didorong oleh penurunan suku bunga, kebijakan pro-pertumbuhan, peningkatan investasi pasca-pemilu, dan inflasi terkendali.

Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) yang diselenggarakan OJK secara triwulanan bertujuan untuk menganalisis dinamika perekonomian, risiko perbankan, dan tren bisnis,” kata OJK Dian Ediana Rae menjelaskan.

Hasil SBPO diwujudkan dalam Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP), sebuah indeks komposit (1-100) yang mengukur sentimen pasar. IBP terdiri dari tiga komponen utama: Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM), Indeks Persepsi Risiko (IPR), dan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK).

Selain ketiga indeks tersebut, SBPO juga menghasilkan informasi lain yang sedang menjadi isu hangat pada industri perbankan serta hal-hal yang dianggap dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan.

Secara historis, hasil survei SBPO relatif cukup akurat dalam memprediksi arah dari beberapa indikator makroekonomi maupun perbankan di Indonesia. ***

Berita Lainnya

Terkini