Mendorong Generasi Emas: Warga Desa Tejakula Buleleng Antusias Sambut Program Makan Bergizi Gratis

Warga Desa Tejakula, Buleleng mendapat sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis kolaboratif DPR RI dan mitra kerja, Badan Gizi Nasional

25 November 2025, 15:57 WIB

Buleleng– Semangat baru untuk kesehatan dan masa depan bangsa kini menyelimuti Desa Tejakula, Buleleng, Bali.

Warga desa baru-baru ini mendapat sosialisasi intensif mengenai Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif kolaboratif antara DPR RI dan mitra kerja, Badan Gizi Nasional (BGN), yang berfokus pada pentingnya asupan gizi optimal sejak usia dini.

Sosialisasi yang digelar pada Jumat (21/11) di Aula Kantor Desa Tejakula ini menghadirkan pesan penting dari berbagai pihak.

Acara dibuka dengan sambutan dari tokoh kunci, termasuk Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris (melalui video daring), Kabid Yankes Dinkes Buleleng, Dewa Putu Merta Suteja, dan Analis Madya Promosi dan Edukasi Gizi BGN, Alwin Supriyadi.

Dalam pesannya, Charles Honoris menegaskan peran strategis BGN yang tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai motor edukasi gizi nasional dan garda terdepan dalam melindungi masa depan generasi muda.

Dia menyoroti ancaman nyata dari pola makan modern yang tinggi gula, garam, dan lemak, yang berpotensi memicu penyakit tidak menular.

“Langkah-langkah kecil hari ini akan menentukan masa depan bangsa. Kita ingin anak-anak Indonesia tumbuh kuat, sehat, dan siap membawa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia,” tegas Charles Honoris.

Dari Pemerintah Daerah, Dewa Putu Merta Suteja fokus pada tantangan stunting yang masih menjadi perhatian utama.

Ia menjelaskan pemenuhan gizi yang tepat adalah kunci pencegahan stunting, bahkan sejak anak masih dalam kandungan.

“Pemenuhan gizi yang tepat sejak dini adalah kunci agar anak-anak kita tumbuh secara optimal. Stunting bisa dicegah dengan kombinasi edukasi dan akses makanan bergizi seperti yang difasilitasi program MBG,” jelas Dewa Putu.

Program MBG ternyata tidak hanya berdimensi kesehatan, tetapi juga ekonomi.

Alwin Supriyadi dari BGN mengungkapkan program ini dirancang untuk menyasar bukan hanya peserta didik PAUD hingga SMA, tetapi juga kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal.

 

“Bahan pangan untuk dapur SPPG (Satuan Pelaksana Program Gizi) sebagian besar dipasok dari petani, nelayan, peternak, serta UMKM lokal. Koperasi dan BUMDes menjadi penggerak rantai pasok agar manfaat ekonomi kembali ke masyarakat,” kata Alwin.

Selain itu, Alwin menambahkan bahwa program ini membuka lapangan kerja baru melalui pengelolaan dapur SPPG oleh tenaga kerja lokal.

Hadirnya MBG di Bali semakin mempertegas bahwa program ini adalah investasi jangka panjang.

Melalui kolaborasi kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, Program MBG diharapkan menjadi fondasi yang kokoh untuk mencetak generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing menuju visi besar Indonesia Emas 2045. ***

Berita Lainnya

Terkini