Menengok Kondisi Lansia Penghuni Panti Sosial di Bali

5 Maret 2019, 07:33 WIB
Salah satu penghuni panti jompo terharu mendapat kunjungan dari relawan

Klungkung – Memasuki usia lanjut (lansia) tidak lagi bersama keluarga tentu bukanlah hal mudah seperti dialami mereka yang tinggal di sejumlah panti asuhan di Bali. Mendapat kunjungan perhatian dari orang lain meskipun bukan dari keluarga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi para lansia.

Karenanya, dalam menyambut Hari Raya Nyepi 1941 Caka tanggal (7/3/2019), Komunitas Ketimbang Ngemis Bali (KNB) mengadakan pengabdian sosial di Panti Wredha (Panti Jompo) Bhumi Santu di Kabupaten Klungkung dan Panti Sosial Werdha Santi Bongan di Kabupaten Tabanan.

Kegiatan kunjungan dan pemberian uluran tali kasih diselenggarakan selama dua hari 2-3 Maret 2019. Panti Wredha Bhumi Santu merupakan Panti Sosial khusus lansia milik seorang dermawan berhati mulia. Panti Wredha Bumi Santu saat ini menampung tujuh orang lansia.

Komunitas KNB juga sempat berkunjung ke Panti Sosial Werdha Santi Bongan, Tabanan. Panti Sosial ini saat ini menampung sepuluh orang lansia dan sebelas orang dengan gangguan mental.

Penghuni panti yang mengalami gangguan mental rutin dirawat dan dikunjungi oleh para dokter dari Rumah Sakit Jiwa Bangli. Guna mengusir kejenuhan, panti memfasilitasi kegiatan membuat ketupat dari bahan janur (daun pohon kelapa) dan sarana upacara Hindu seperti banten.

Komunitas Ketimbang Ngemis Bali (KNB) memberikan sejumlah bantuan sembako berupa beras,minyak goreng, telur, kopi, gula, teh, buah semangka,minyak gosok, minyak angin, popok dewasa, kebaya, dan kamen (kain untuk sembahyang dalam Agama Hindu).

Seorang relawan berprofesi sebagai petugas medis, Dokter Komang Prasetia memeriksa kesehatan lansia satu persatu. Relawan lainnya mengajak mengobrol dan berinteraksi karena mereka jarang dijenguk bahkan tidak dipedulikan oleh keluarga mereka sendiri.

Adapula relawan yang menyuapi lansia penderita gangguan mental dengan penuh kasih sayang tanpa canggung. Relawan Komunitas Ketimbang Ngemis Bali bernama Sri Kholifatul Arifah berujar, mendapat curhatan Nenek Resik, nenek berusia 80 tahun. Resik sudah dua tahun tinggal di Panti Jompo.

Nenek Asal Penebel ini dititipkan menantu. Anak kandungnya sudah lama meninggal dan memiliki satu cucu. Air mata jatuh kala Resik bercerita kisah hidupnya yang tidak pernah dijenguk menantu dan cucu.

“Sedih mendengar curhatan nenek Resik, aku dapat pesan moral dari kunjungan ke Panti Jompo. Yaitu sayangilah kedua orang tua karena sejatinya orang tua hanya butuh kasih sayang dan perhatian dari anak. “Kebahagiaan bukan diukur dari uang, rumah, tanah atau barang mewah lainnya” ucapnya.

Koordinator Aksi Kegiatan KNB yaitu Muhammad Imran Syaban, alias Imran berterimakasih kepada para donatur yang mendukung kegiatan sosial KNB sehingga acara baksos jelang hari raya Nyepi terselenggara. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini