Kegiatan ini menjadi media dan ditabuh dengan ritmis yang kadang beraturan dan kadang tidak beraturan yang disebut tek-tek (thethek), karena suara yang dihasilkan dari kentongan bambu.
Para penabuh kentongan itu, mulai bersiap sekitar pukul 02.30 dini hari, kemudian menyiapkan aneka peralatan yang akan dipakai.
Mereka berkeliling desa sembari menabuh kentongan bambu, seraya berteriak ‘sahur, sahur, sahur’ dengan harapan warga khususnya ibu-ibu untuk segera bangun, memasak, menyiapkan atau menghangatkan makanan.
Blora Bersholawat, Bupati Arief Rohman Ingin Jadikan Wilayah yang Berkah
Eni, seorang warga menuturkan, mendengar bunyi-bunyian pengingat sahur, memiliki nuansa dan rasa tersendiri.
“Kalau sudah terdengar bunyi tek-tek, segera bangun, menghangatkan makanan untuk sahur,” katanya dikutip dari laman Blorakab.go.id.
Siti, ibu rumah tangga lainnya juga mengungkapkan perasaan senada. Bunyian Tek-tek itu, kata Siti, justru menjadi patokan dan penanda untuk bangun sahur, menyiapkan makanan.
Pasar Krempyeng Rejo Bangkitkan UMKM di Blora