Mengenal Karya Komposer Gamelan Bali

3 Januari 2015, 08:11 WIB

KabarNusa.com – Penampilan dua barungan gamelan di ajang Denpasar Festival Ke-7 sekaligus memperingati 100 Tahun Gong Kebyar mengundang apresiasi penikmat musik Bali, tokoh, seniman akademisi dan masyarakat lainnya.

Dua gemelan dengan karakteristik berbeda menyajikan  garapan kekebyaran tahun 1920-an serta kekebyaran kebaruan tanpa ada dinding pengelompokan karya dua composer masa kini  I Wayan Gde Yudane dan Dewa Ketut Alit.

Dua composer Bali itu, mempertontonkan sebuah karya ‘pemberontakan’, yaitu  gaya kebyar berbeda  yang kita sudah kenal selama ini.   

Dengan teknik merambah medan baru dan menentang segala bentuk pengelompokan, terkecuali untuk sebutan “maverick”, pemberani.

Alur karya musikal yang tidak bisa dilacak, dengan bentuk orisinil dan pribadi, bersama kekuatan tekad berkreasi, menggali terowongan-terowangan yang terkadang sepi, pada dunia komposisi musik abad ke dua puluh satu ini.

Sosok Dewa Alit, dalam karya Mengenang Regog bersama Gamelan Salukat, saat itu belum banyak orang mengenal musik kebyar.

Dengan bekal intelektualnya, Regog memperkenalkan, berperan penting pada perkembangan musik Kebyar di Bali.

Ia telah mampu menciptakan karya-karya besar yang salah satunya adalah “Kebyar Ding”, yang diciptakannya di era tahun 20-an.

Karya baru ini dimaksudkan memberikan penghargaan atas perjuangan dan kreatifitas daya cipta beliau yang sangat menginspirasi generasi sekarang. 

Selain dua karya baru itu, sebelumnya juga dimainkan dua garapan Gaya Kebyar 1920-an I Made Regog (1900 – 1982), Kebyar Ding 1925

Komposisi Kebyar Ding oleh gamelan gong kebyar Banjar Belaluan ini merupakan contoh pengembangan gaya Bali selatan sebagaimana kehidupan musik yang berkembang pesat di Bali.

“Salah satu aspek penting dari Kebyar Ding terletak pada inovasi dengan teknik ngucek (gosok),” kata Kabag Humas Pemkot Denpasar IB Rahoela.

Berbaga figurasi melodi-ritmik yang cepat dimainkan bersama-sama dan digunakan untuk transisi tematik.

Kata dia, Ngucek, yang menjadi karakteristik mengidentifikasi kebyar, melibatkan irama yang berbeda dengan jalinan triplets yang cepat dengan frase irama putus-putus.

Ngucek mengganggu ketukan yang ajeg pada tema-tema yang lazim sebelumnya dengan susunan frase ritmis yang lebih bebas. Kelompok gamelan modern terus melanjutkan aspek idiomatik kecepatan dan kehalusan teknis. (gek)

Berita Lainnya

Terkini