Mengenal Lurah Adi Sutrisno, Jadi Relawan Covid-19 Inspiratif di Kediri

20 Agustus 2021, 07:44 WIB
Adi Sutrisno, Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (PC LPBI NU) Kota Kediri/Dok. LPBI NU Kediri

Kediri – Adi Sutrisno, Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (PC LPBI NU) Kota Kediri, Jawa Timur dinilai sosok inpiratif yang aktif melakukan perlawanan terhadap pandemi Covid-19

Karenanya, dalam rangka memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia (World Humanitarian Day) pada 19 Agustus 2021, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) memberikan penghargaan kepada Adi Sutrisno.

Ketua LPBI NU PBNU  Menurut M. Ali Yusuf, mengatakan, Peringatan World Humanitarian Day 2021 mengambil tema “The Human Race”. 

“Tema ini sangat sesuai karakter Adi yang terus berlari kencang melakukan sekian banyak upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Kamis 19 Agustus 2021.

Adi konsisten dalam mendukung masyarakat untuk mengurangi dampak COVID-19 melalui aneka ragam kegiatan.
 
Pria berusia tiga puluh delapan tahun kelahiran Kota Kediri, Jawa Timur ini dalam merealisasikan gagasannya, melakukan komunikasi dan koordinasi dengan LPBI NU PWNU Jawa Timur serta LPBI NU PBNU agar segala aktivitas yang dia rancang dan rencanakan sesuai dengan mekanisme dan protokol yang telah ditetapkan Pemerintah.

Ketua PC LPBI NU Kota Kediri pun didaulat menjadi Ketua Satuan Tugas (Satgas) NU Peduli COVID-19 PCNU Kota Kediri.

Ratusan rumah ibadah, rumah warga dan sarana publik di wilayah Kota Kediri dan sekitarnya telah dilakukan disinfeksi secara simultan, kemudian telah dibantu pengadaan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer.

Demikian juga, masker kepada jamaah yang melakukan ibadah. Selain itu juga dibuatkan protokol jaga jarak dalam ibadah, serta sosialisasi dan edukasi kepada jamaah secara rutin dilakukan agar jamaah selalu waspada terhadap COVID-19 di manapun mereka berada.

Protokol penyelenggaran sholat tarawih, sholat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha diterapkan setelah Adi bersama LPBI NU Kota Kediri melakukan sosialisasi dan edukasi.

Pria yang saat ini menjabat Lurah Burengan, turut membantu kepulangan para santri di beberapa pondok pesantren di wilayah Kota Kediri dengan pengawalan ketat protokol kesehatan ataupun keluarga yang menjemput dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Tim Kesehatan Kota Kediri dan Gugus Tugas COVID-19.

Saat aktivitas pondok pesantren akan dimulai dengan kembalinya para santri ke asrama. Adi berkoordinasi dengan beberapa pondok pesantren untuk memastikan sebelum para santri kembali, asrama dan semua fasilitas yang ada di pesantren benar-benar steril dari Covid-19.

Penyemprotan disinfektan, penyiapan masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, bilik isolasi mandiri, ruang kesehatan disiapkan di setiap pondok pesantren sebelum para santri datang. 

Rupanya aktivitasnya mencegah penyebaran COVID-19 di Kota Kediri, menginspirasi LPBI NU di daerah lain. LPBI NU Kabupaten Sidoarjo misalnya, meminta Adi memberikan sharing pengalamannya dalam aktivitas melawan wabah COVID-19 serta Pembentukan DESTANA (Desa Tangguh Bencana).

Kegiatan lain dalam menanggulangi dampak COVID-19, pria yang juga anggota IABI (Ikatan Ahli Bencana Indonesia) ini melakukan distribusi bantuan paket sembako kepada warga di beberapa desa yang terdampak pandemic terutama mereka tengah melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

Adi bersama relawan memberikan paket sembako, obat dan vitamin seta melakukan pendampingan psikososial kepada masyarakat di Kelurahan Ketami, Kelurahan Betet dan Kelurahan Burengan serta kampanye stop stigma negatif Covid-19.

Menjadi relawan COVID-19 merupakan panggilan jiwa bagi Adi. Dia sudah sering terlibat aktif dalam menangani bencana alam dari skala desa hingga nasional. Tetapi menjalankan tugas kemanusiaan dalam penanganan dan pencegahan COVID-19 merupakan sebuah pengalaman baru yang penuh dengan tantangan.

Kesehariannya mengerahkan sumber daya yang dia miliki termasuk menggerakkan relawan untuk melakukan perlawanan terhadap COVID-19.

Banyak tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tugas di masa pandemi COVID-19. Sebagai garda terdepan dalam penanggulangan pendemi COVID-19 tantangan yang terberat adalah kekhawatiran terinfeksi di tengah menjalankan misi kemanusiaan.

Diakui, kurang dan susahnya masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dan disosialisasikan oleh pemerintah juga menjadi sebuah tantangan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Di Kelurahan Burengan, Adi menginisiasi pengecekan SpO2 warga isoman dengan oximeter dan satu-satunya Lurah di Kota Kediri yang melaksanakan pemantauan tersebut dan Adi juga pertama yang mempelopori pengibaran bendera zona per RT saat pemberlakuan PPKM Mikro dilaksanakan.

Sejak Juli 2020 hingga Maret 2021, sebagai Koordinator Tim Lokal melaksanakan program Penguatan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru (PKMM COVID-19). Program ini merupakan kerjasama antara LPBI NU dengan SIAP SIAGA Palladium dengan dukungan pendanaan dari DFAT Australia.  

Adi mengkoordinir tim LPBI NU PCNU Kota Kediri dan memobilisasi 98 orang Kelompok Kerja (Pokja) perwakilan masyarakat di tingkat Rukun Warga (RW) untuk melakukan serangkaian kegiatan di 14 RW di daerahnya dalam lingkup pencegahan Covid-19. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini