Mengenang Tokoh Reformasi Prof Ichlasul Amal, Saksi Menjelang Lengsernya Soeharto

Kala demonstrasi besar besaran di Yogyakarta 20 Mei 1998, Prof Amal bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X (didampingi Ratu Hemas) berorasi di lapangan depan Grha Sabha Pramana UGM berorasi di depan ribuan mahasiswa

15 November 2024, 18:35 WIB

Yogyakarta – Nama mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Ichlasul Amal yang wafat pada Kamis, 14 November 2024, dinilai berperan penting dalam gerakan menuju reformasi 1998 hingga lengsernya Soeharto.

Kala demonstrasi besar besaran di Yogyakarta 20 Mei 1998, Prof Amal bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X (didampingi Ratu Hemas) berorasi di lapangan depan Grha Sabha Pramana UGM berorasi di depan ribuan mahasiswa.

Pergerakan ribuan mahasiswa berbagai kampus di Yogyakarta yang cukup monumental itu, melakukan aksi damai longmarch menuju ke Keraton Yogyakarta dengan jalan kaki.

Ikhlasul saat itu menjadi Rektor UGM. Ia mendukung aktif aksi moral mahasiswa yang menuntut perubahan di tengah krisis ekonomi, kepemimpinan dan politik nasional.

Kala itu, mereka menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kondisi bangsa. Ichlasul Amal berdiri di garis depan bersama mereka.

Prof Amal bersama Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) aktif mendukung gerakan mahasiswa yang menyuarakan reformasi.

“Kalau Ngarso Dalem (Sultan) sudah mendukung gerakan mahasiswa, Soeharto pasti tumbang,” ucap Budi Sasono saat itu, ia masih menjadi mahasiswa dan ikut turun ke jalan.

Sebagai rektor saat itu, ia membuka ruang bagi mahasiswa untuk menyuarakan tuntutan
mereka di lingkungan kampus.

Pada saat itu, reformasi mulai menggema di seluruh negeri. Mereka mengangkat isu KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) yang terjadi pada pemerintahan Soeharto.

Berbagai aksi demonstrasi mahasiswa saat itu selalu dilawan dengan kekuatan polisi dan militer.

Bahkan suatu saat, puluhan mahasiswa diangkut dengan truk polisi dan dibawa ke markas Kepolisian Daerah (Polda) DIY.

Para mahasiswa yang diangkut ke Polda lalu dibebaskan atas permintaan Ichlasul Amal.

Mahasiswa Yogyakarta menjadi demonstran yang mengawali aksi-aksi menjelang tumbangnya Soeharto, 21 Mei 1998. Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan presiden waktu itu. BJ Habibi, wakil presiden menggantikan kursi Sang The Smiling Jenderal.***

Berita Lainnya

Terkini