Yogyakarta – Sejak berdiri, Alumni SMAN 1 Rembang (ASAS) Jawa Tengah telah menjadi penghubung rasa persaudaraan yang hangat. Tahun demi tahun, mereka terus menghidupkan semangat solidaritas dan kebersamaan melalui berbagai kegiatan sosial penuh makna.
Menyambut bulan suci Ramadan 2025, ASAS ’89, kumpulan alumni lulusan 1989, kembali menunjukkan kepedulian mereka. Dengan mengusung tema “Tiada Henti Peduli, Pantang Surut Berbagi,” mereka membuka kesempatan donasi sukarela, sebagai wujud nyata rasa persaudaraan yang terus hidup meski waktu dan jarak memisahkan.
Di tengah kesibukan masing-masing, para alumni ini memanfaatkan momentum Ramadan dan Syawal 1446 Hijriah sebagai panggung untuk berbagi dan bersilaturahmi.
Meski dengan persiapan sederhana, berbagai kegiatan sosial digelar. Bahkan, reuni satu angkatan menjadi momen istimewa untuk mengenang masa-masa indah saat mereka bersama di bangku SMA.
Nurhadi, Koordinator ASAS ’89, menyampaikan bahwa kegiatan sosial seperti ini telah menjadi rutinitas yang melekat di hati para alumni.
“Kami ingin berbagi dan membangun solidaritas. Melalui aksi ini, kami mengajak alumni menyisihkan sebagian rezeki mereka untuk membantu sesama,” ucapnya penuh semangat di sela acara reuni di Warung Kopi Bukan Luwak , Yogyakarta, Sabtu (5/4/2025).
Dari hasil donasi yang terkumpul, sembilan alumni yang tengah menghadapi berbagai kesulitan—baik kesehatan maupun ekonomi—menerima bantuan. Nurhadi menambahkan bahwa pendataan dan validasi dilakukan dengan cermat oleh para relawan.
Bantuan yang terkumpul sebagian besar digunakan untuk meringankan biaya pengobatan rekan-rekan yang sakit, serta memberikan dukungan finansial kepada alumni yang mengalami keterbatasan ekonomi, seperti single parent yang harus berjuang memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Alhamdulillah, donasi yang terkumpul telah kami salurkan. Semoga dapat sedikit meringankan beban teman-teman yang membutuhkan,” ujar Nurhadi yang didampingi Evi Pramudyaningsih, salah satu relawan.
Selain itu, ASAS ’89 juga memberikan santunan duka cita dalam bentuk karangan bunga bagi keluarga alumni yang telah berpulang. Aksi-aksi kecil ini diharapkan dapat terus menginspirasi lebih banyak alumni untuk saling peduli.
Puncak kegiatan mereka adalah reuni yang penuh kehangatan di Yogyakarta, dengan suasana santai yang melibatkan keluarga.
Tawa dan cerita masa putih abu-abu mengalir, menghidupkan kembali kenangan akan perjuangan dan persahabatan di masa lalu. Hidangan kuliner tradisional Jogja dan kopi khas menjadi saksi keakraban yang terus tumbuh.
“Terima kasih atas kebaikan teman-teman semua. Semoga Tuhan membalas kebaikan ini dengan berlipat ganda, dan kita semua mendapatkan keridhoan-Nya,” tutup Nurhadi, mengukuhkan semangat untuk terus berbagi di masa depan.
Usai menyantap hidangan kuliner tradisional Jogja ditemani kopi khas bukan luwak itu diramaikan pembagian doorprize dan diakhiri foto bersama.***