Desa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli/istimewa |
BANGLI – Pulau Bali sudah dikenal ke seantero dunia namun belum banyak yang mengetahui jika ada sebuah desa yakni Penglipuran di Kabupaten Bangli memiliki keunikan bahkan menjadi salah satu potret kehidupan orang Bali asli yang terpelihara dengan baik sampai saat ini.
Setelah menjadi desa wisata, semakin banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang datang ingin melihat dari dekat bagaimana kehidupan warga Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli ini. Desa Wisata Penglipuran merupakan obyek wisata di Bali yang mulai dikenal dunia karena masih menjaga tradisi dan kearifan lokal budaya.
Keunikan dimiliki, seperti rumah-rumah di desa ini hampir sama. Selain itu, kawasan ini ramah lingkungan karena penduduk rata-rata memilih berjalan kaki untuk berkunjung ke tetangga satu ke tetangga lainnya.
Semua warga memiliki pintu gerbang yang disebu Angkul-Angkul. Bila berkunjung ke Desa Wisata Penglipuran wisatawan akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Kebisingan suara dan polusi udara tidak akan ditemukan di sini.
Suasana asri dan sejuk menyapa pengunjung yang baru tiba disana. Tak heran, jika desa ini cocok dijadikan pilihan lokasi pengambilan foto prewedding. Pintu Gerbang Pura Penataran Desa Wisata Penglipuran disana banyak dijadikan titik foto pengambilan gambar prewedding.
Turis berbagai negara seperti Tiongkok ramai mendatangi desa ini seperti pada Senin (31/12/2018) saat rombongan wisatawan asal negeri Tingkok bersama pasangannya mengambil foto pra-wedding peenikahan di lokasi itu.
Untuk bisa masuk menyusuri keindahan dan keunikan desa ini, pengunjung cukup membayar tiket masuk Rp 15.000 per orang.
Wisatawan bisa menyewa untuk menginap di rumah-rumah khas warga Desa Penglipuran |
Masyarakat setempat cukup bersahabat, murah senyum dan ramah ke wisatawan. Saat musim hujan seperti bulan Desember 2018, warga menawarkan rumah mereka untuk dijadikan tempat berteduh bahkan bisa menyewa jika ingin menginap.
Di Dalam rumah warga terdapat gamelan khas Bali yang bisa dimainkan wisatawan. Di sekitar Desa Wisata Penglipuran terdapat kumpulan hutan bambu yang bisa diabadikan salah satu titik berswafoto.
Hiasan penjor masih terpasang dengan indah disepanjang rumah-rumah warga Desa Wisata Penglipuran. Bila belum pernah berkunjung kesini, aplikasi google maps dari ponsel Android dapat menuntun wisatawan untuk sampai ke lokasi dengan tepat.
Pakaian Adat Bali dapat disewa wisatawan untuk mengabadikan keindahan pemandangan di Desa Wisata Penglipuran.
Setelah puas berkeliling melihat bagaimana warga beraktivitas, pengunjung bisa melengkapi buah tangan untuk keluarga tercinta di rumah. Di sana ada Pusat Oleh-Oleh modern yang dikelola warga setempat.
Warga secara swadaya membuka lapak oleh-oleh di setiap rumah. Ada kain endek, baju adat madya ke Pura, kain pantai, tas seni terbuat dari rotan, topi khas bali, lukisan alam Bali, dan gantungan kunci.
Selain itu, ada juga menjual minuman herbal bernama Loloh cemcem. Minuman herbal ini terbuat dari bahan daun loloh cencem yang bermanfaat untuk penderita batuk dan influenza. Jadi, tak ada salahnya apabila liburan di Bali untuk mampir berwisata desa yang pada tahun 2016 mendapat penghargaan The Travellers Choice Destinations dari TripAdvsior. (rhm)