Menpawah – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo akan fokus
membangun perikanan budidaya di Kabupaten Mempawah sebagai salah satu
prioritas dalam lima tahun kedepan.
Hal tersebut disampaikan Edhy saat berdialog dengan ratusan stakeholders di
Kabupaten Mempawah – Kalimantan Barat, Kamis (9/1/2020).
Edhy menilai Kabupaten Mempawah punya potensi perikanan budidaya yang bisa
dioptimalkan bagi kepentingan ekonomi nasional dan daerah, terutama bagi
peningkatan pendapatan masyarakat.
Namun demikian menurut Edhy, masih banyak pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan sesegera mungkin, utamanya masalah logistik benih, ketersediaan
pakan murah dan infrastruktur yang kurang memadai.
“Masalah benih, pakan, infrastruktur, pembiayaan dan pasar adalah hal mendasar
yang harus segera kita selesaikan. Saya targetkan masalah ini bisa clear dalam
lima tahun kedepan. Tim kami akan data dan kaji, sehingga ada fokus
penyelesaian yang jelas dan terukur,” ujar Edhy.
Menteri Edhy menjelaskan bahwa dalam jangka pendek, KKP akan fokus pada empat
hal utama dalam pengembangan perikanan budidaya. Pertama, menjamin kualitas
induk dan benih termasuk memperbaiki tata kelola sistem logistiknya.
“Saya mendengar bahwa ternyata para pembudidaya mendatangkan benih dari luar
Pulau Kalimantan. Saya rasa ini mestinya tidak terjadi, kenapa kita tidak
membangun hatchery yang mendekat ke sentral sentral produksi. Salah satunya
dengan merevitalisasi Balai Benih Ikan, sehingga fungsinya dapat lebih
produktif lagi,” sambungnya.
Kedua, terkait masalah pakan. Menurutnya program Gerpari akan terus kita
genjot dan perbesar sehingga dapat menjangkau sentral sentral produksi.
“Baru-baru ini saya mengunjungi pembuat pakan mandiri di Garut, Saya sangat
mengapresiasi inovasi masyarakat yang telah berhasil memanfaatkan limbah atau
sampah organik sayuran menjadi produk pakan yakni maggot dengan FCR 0,8.
Gambarannya dari sampah organik 7 ton dapat menghasilkan maggot 3,5 ton. Saya
rasa ini luar biasa. Dan patut dijadikan model untuk daerah lain,” tegasnya.
Hal lain, Edhy menambahkan bahwa terkait pasar, KKP akan memfasilitasi
pembangunan coldstorage untuk menampung hasil produksi terutama saat harga
pasar jatuh. Ini juga bisa mempermudah agar produk bisa langsung ekspor.
Edhy menegaskan bahwa saat ini pembiayaan dengan kredit lunak seperti KUR
dapat dengan mudah diakses. Menurutnya saat ini bunga KUR sudah turun menjadi
6%, bahkan untuk pinjaman maksimal 50 juta sudah tidak lagi dikenakan
persyaratan agunan.
“Jadi intinya masalah yang ada optimistis segera dapat diselesaikan. Saya akan
terus bersinergi dan membuka diri untuk berkomunikasi dengan para Kepala Dinas
terkait. Jadi dalam hal pengembangan perikanan budidaya tidak perlu
mengandalkan APBN sepenuhnya.
APBN itu porsinya hanya 15%, hanya sebatas stimulan. Selebihnya kita semua
harus bekerjasama mulai dari Pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, dan
asosiasi/komunitas,” tutup Edhy.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet
Soebjakto yang turut mendampingi Menteri Edhy, menyatakan bahwa pihaknya siap
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan perikanan
budidaya di Kabupaten Mempawah khususnya.
Dia mengaku tengah menyusun strategi lima tahun ke depan untuk mengakselerasi
pembangunan perikanan di berbagai daerah. “Sebagaimana yang disampaikan pak
Menteri perihal tantangan yang ada, kami saat ini tengah memetakan dan
menyusun roadmap sekaligus action plan nya”, tutur Slamet.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, meminta KKP untuk
memprioritaskan pembangunan perikanan di Kalimantan Barat. Menurutnya,
dukungan Pemerintah Pusat sangat penting untuk menumbuhkembangkan sektor ini
bagi perekonomian masyarakat.
Genjot Produksi Udang
Disela sela kunjungannya di Mempawah, Menteri Edhy didampingi Wakil Gubernur
Kalimantan Barat dan Dirjen Perikanan Budidaya melakukan panen parsial udang
vaname di tambak milik PT. Enviro Aquafarm Sukses.
Tambak dengan teknologi intensif ini mampu menghasilkan produktivitas
rata-rata mencapai 25 ton per hektar dengan padat tebar hingga 150 ekor/m2.
Drajat, teknisi PT Enviro Aquafarm Sukses menyampaikan bahwa panen parsial
bisa meningkatkan volume produksi yang dihasilkan hingga 2 kali lipat
dibandingkan panen secara langsung.
Sementara itu, Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharjo saat dimintai
keterangannya mengatakan saat ini pihaknya siap untuk melakukan transfer
teknologi kepada para pembudidaya udang yang ada.
Menurutnya sebagai UPT yang ditunjuk untuk melakukan perekayasaan di bidang
perudangan, pihaknya akan berperan aktif dalam memfasilitasi inovasi teknologi
maupun kebutuhan benur melalui broodstock center yang ada. (riz)