![]() |
(Candi Borobudur/net) |
Kabarnusa.com – Salah satu tujuh keajaiban dunia Candi Borobudur Jawa Tengah dinilai belum mampu mendongkrak kunjungan wisatawan asing karena adanya kelemahan konsep wisata yang dikembangkan.
Untuk itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menawarkan konsep wisata religi atau tourism religius.
Dia mengaku kecewa dengan minimnya kunjungan wisatawan asing ke Borobudur.
“Sangat mengecewakan, jumlah turis yang ke borobudur satu tahunnya hanya 300 ribu orang,” sebutnya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Tahun 2016 Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) di Nusa Dua, Bali, Kamis (21/4/2016).
Wisatawan yang datang selama ini, kebanyakan hanya mau melihat heritage.
“Jadi, dia datang ke sana, lihat heritage, dua tiga jam kabur lagi,” ungkapnya.
Mestinya, tempat seindah Borobudur mestinya mampu menarik jumlah wisatawan lebih banyak lagi.
Dia lantas membandingkan dengan Kamboja, dengan tempat yang tidak sebagus Borobudur dan Prambanan.
Kata Rizal di Kamboja, jumlah turisnya satu tahun 7,5 juta. Muncul pertanyaan kenapa Borobudur yang jauh lebih monumental, hanya mampu menjaring 300 ribu wisatawan.
Menurutnya, kondisi itu disebabkan karena visi Borobudur tidak jelas.
Visi Borobudur tidak jelas, hanya heritage. Sementara yang di Kamboja itu visinya religius tourism.
“Orang datang ke sana, pada dasarnya adalah ibadah. Itulah mengapa turis kalau datang ke sana, itu menginap berhari-hari, bukan hanya tiga jam,” sambungnya.
Melihat kondisi itu, Rizal akan mengubah konsep visi Borobudur akan diubah total.
“Borobudur, akan dikembangkan menjadi tourism religius,” tandasnya.
Jika orang Kristen sekali seumur hidup harus ke Yerussalem, orang Islam harus berkali-kali harus ke Mekkah atau Madinah.
“saya ingin, satu miliar orang Budhha, minimal sekali seumur hidup harus ke Borobudur,” imbuhnya.
Pendek kata, Borobudur, harus ditata ulang. Jika hendak religius tourism harus tenang, harus sakral, harus ada tempat untuk orang meditasi.
Jadi, kawasan itu, akan dirapikan untuk mendukung wisata religi.
Guna melakukan penataan Borobudur, Rizal mengaku telah mendapatkan lahan seluas 5 ribu hektar di kaki Bukit Manoreh dari Menteri Kehutanan.
“Lokasinya itu tiga jam dari Borobudur. Nanti Borobudur yang terlalu padat kita rapikan, kita pindahkan penduduknya,” tukasnya.
Menurutnya, ada dua hal yang menjadi kompensasi bagi warga di sekitar Borobudur yang akan dipindahkan ke kaki Bukit Manoreh.
Pertama, rakyat yang dipindahkan harus dapat tanah dua kali dari yang mereka miliki sebelumnya. Warga yang awalnya punya tanah satu hektar begitu dipindah mendapat dua hektar.
Langkah kedua, akan diberikan saham secara kolektif kepada rakyat yang dipindahkan 3 persen.
INi dimaksudkan agar mereka merasa memiliki dan mereka menjaga tempat tersebut.
Tak kalah pentingnya, pengembangan akses infrastruktur menuju Borobudur.
Salah satunya, dikembangkan akses road-nya. cruise ship. Nantinya, kapal-kapal ke Semarang, sehingga jalannya ke Borobudur jadi lebih cepat.
Pihaknya juga akan mempercepat pembangunan airport di Kulonprogo.
“Kita tata akses road-nya, tata lingkungannya menjadi green,” tutupnya. (kto)