Menteri Susi: Tenggelamkan Kapal Asing Pencuri Ikan Demi Tegakkan Kedaulatan

9 April 2019, 00:00 WIB

Ciamis – Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan langkah tegas menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan semata demi menegakkan kedaulatan perairan Indonesia.

Menteri Susi berbagi pengalamannya menegakkan kedaulatan di laut Indonesia di hadapan para santridi tiga Ponpes Al-Quran Cijantung, Kabupaten Ciamis; Ponpes Darussalam, Kabupaten Ciamis; dan Ponpes Al Munawar, Pasir Bokor, Tasikmalaya, Senin 8 April 2019.

“Tenggelamkan yang kini sudah menjadi jargon merupakan sebuah upaya menyelesaikan permasalahan di laut Indonesia,” tegasnya.

Jika tidak dienggelamkan, menyelesaikan pekerjaan ini susah karena sudah puluhan tahun ribuan kapal asing terbiasa menangkap ikan di Indonesia. Mereka tidak merasa salah dan mencuri.

“Ini satu-satunya cara untuk membuktikan negara kita tegas, negara kita berdaulat, dan kita tidak main-main memberantas pencurian ikan,” sambungnya.

Kepada para santri, Menteri Susi berpesan untuk selalu menjaga kehormatan diri. “Kehormatan diri itu apa? kepribadian, kejujuran, integritas, tidak bisa dibeli oleh uang, tidak tergiur oleh uang karena kita menghormati diri kita.”

Ia mencontohkan pada dirinya sendiri. Meskipun berasal dari Kampung Pangandaran bahkan tidak menamatkan bangku SMA, ia berhasil sampai pada tahap ini dengan memegang teguh prinsip tersebut.

“Hidup saya diberi oleh Tuhan hal-hal yang luar biasa, keajaiban-keajaiban, (bisa) jadi menteri. Saya harus hormati. Kehormatan yang diberikan Tuhan ini harus saya junjung tinggi. Dengan apa? Dengan integritas, komitmen, dan kesungguhan kerja,” imbuhnya.

Dia membuktikan ternyata kalau kita benar-benar mau komitmen dan lurus, Indonesia ini bisa jadi negara apa saja. Nyatanya dalam 4,5 tahun ini kita bisa jadi negara eksportir tuna terbesar di dunia yang tadinya di Asia Tenggara saja tidak diperhitungkan. Selalu yang punya nama Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Ia juga meminta santri untuk bersyukur dan menikmati proses belajar di Ponpes. Menurutnya, dirinya juga tidak akan utuh seperti saat ini jika ia tak pernah menjalani kehidupan di Ponpes.

“Saya jalan ke mana, saja ingin melakukan apa saja, saya selalu ingat border line (batasan yang diajarkan di sekolah agama). Ini titik yang tidak boleh saya lewati. Kenal agama, tauhidnya, akidahnya, tutur Susi.

Jadi walaupun kemana-mana tidak pernah kesasar, tetap kembali pulang. Susi menyemangati para santri harus bangga dan bahagia bersekolah di pesantren. Banyak persoalan hidup yang kadang-kadang antara yang benar dan yang batil itu garis tipis sekali.

Bagi para santri yang ingin bersekolah tinggi di bidang perikanan, kesempatan menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Perikanan (STP) atau Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) terbuka lebar.

Para santri yang merupakan anak pelaku utama usaha perikanan baik nelayan maupun pembudidaya dapat bersekolah dengan beasiswa. KKP tak hanya fokus membangun infrastruktur tetapi juga membangun sumber daya manusia.

Terakhir, Menteri Susi berpesan agar semua santri menjadi anak bangsa yang cerdas, tangkas, dan berintegritas.

“Yang terakhir (integritas) ini yang paling penting karena integritas ini yang akan menentukan harga saudara-saudara di kehidupan yang sesungguhnya. Jika saudara menjunjung tinggi integritas, negara akan membutuhkan saudara di tempat yang terbaik,” tandasnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini