Menteri Trenggono Ingin Hadirkan Kampung Nelayan Sehat di Manokwari

14 Oktober 2021, 13:44 WIB

AVvXsEgJMzuh4lqHrl2WdpvTRTe9ouL2gcRUPK6BWjdoZLHBZzzOj6f6cwDW1kz1 bYhpxAMUPQG Eh7eoJpaT B7C5ERJaOIaSiaZgfKVhkAslvcyMuRhXxpc7vEuAoSc6n847j1 g449bEUM3o3ANPZ35XmJgX00maDOmFemUtQiscHuCBcL3iOzj60yQ9
Meteri Trenggono ingin menjadikan Manokwari sebagai kampung nelayan sehat. /Dok.Humas KKP. 

Manokwari – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan Manokwari di Provinsi Papua Barat menjadi salah satu model percontohan kampung nelayan sehat.

Hal itu disampaikannya saat meninjau lokasi pengungsian nelayan yang terdampak kebakaran di permukiman perumahan Kompleks Borobudur, Kelurahan Padarni, Kabupaten Manokwari, Kamis (14/10/2021).

“Saya ingin kedepannya daerah ini menjadi model kampung nelayan sehat,” jelas Menteri dilansir dari siaran pers. 

Dalam kunjungan kerja tersebut, Menteri Trenggono yang didampingi Bupati Manokwari Hermus Indou memberikan bantuan berupa sembako kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan yang mengalami musibah kebakaran pada September 2021 lalu. 

KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sebanyak 1.000 paket sembako untuk dibagikan. 

“Semoga semua sehat-sehat, tetap semangat,” ujar Menteri Trenggono. 

Menteri Trenggono menerangkan bahwa rencana pembentukan model kampung nelayan sehat ini akan disampaikan langsung kepada Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin pada rapat koordinasi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di Kantor Gubernur Papua Barat, hari ini.  

“Saya akan bawa pembahasan ini di tingkat kementerian dahulu, ke depan diharapkan kita bisa perbaiki segera, sarana dan fasilitas disini, dan hal ini akan saya bawa saat rakor dengan Pak Wapres, agar tidak terlalu lama ini akan menjadi kampung nelayan yang baik, sehat,” terang Menteri Trenggono.

Berdasarkan informasi dari Bupati Hermus, terdapat sekitar 800 kepala keluarga yang terdampak kebakaran pada 4 RT di wilayah tersebut dan tidak ada korban jiwa. 

Permukiman ini termasuk kampung nelayan yang berlokasi di pesisir pantai di Teluk Sawaibu.

Pada saat kejadian, sambung Bupati, sebagian besar kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan sedang melaut (data yang tercatat mencapai 222 orang). 

Tidak ada kapal nelayan yang ikut terbakar, namun sejumlah peralatan pendukung penangkapan ikan seperti jaring dan GPS yang berada di rumah habis dilalap api.

“Hasil identifikasi lapangan, didapatkan bahwa sejumlah kebutuhan nelayan untuk melaut pasca kejadian kebakaran, meliputi peralatan GPS, kebutuhan air bersih dan modal usaha untuk perbekalan nelayan melaut,” ungkap Bupati Hermus.(Miftach Alfi)

Artikel Lainnya

Terkini