Menyelami ‘City of Happiness’: Refleksi Uuk Paramahita tentang Kehidupan Urban

Di balik keindahan visualnya, Uuk Paramahita menyelipkan pesan bijak bahwa seni adalah cermin keseimbangan antara lingkungan, masyarakat, dan masa depan yang berkelanjutan.

17 Maret 2025, 12:01 WIB

Badung – Suasana semarak menyelimuti Galeri ZEN1 Bali saat pameran tunggal “City of Happiness” karya seniman Uuk Paramahita resmi dibuka pada Minggu, 16 Maret 2025.

Rektor ISI Bali, Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, S.Sn., M.Sn., turut hadir meresmikan acara yang akan berlangsung selama sebulan penuh ini.

Pengunjung diajak menyelami kehidupan kota yang dinamis melalui karya-karya Uuk. Di balik keindahan visualnya, Uuk menyelipkan pesan bijak bahwa seni adalah cermin keseimbangan antara lingkungan, masyarakat, dan masa depan yang berkelanjutan.

Dua dekade berlalu sejak pameran tunggal pertamanya di tahun 2005, Uuk Paramahita kembali hadir dengan pameran tunggal yang penuh makna.

Pameran ini adalah sebuah perjalanan panjang, refleksi dari proses kreatif dan pencarian makna hidup. Uuk ingin mengajak kita merenungkan peran seni sebagai cermin keseimbangan antara manusia dan alam.

Baginya, berkarya adalah bagian dari proses pendewasaan, sebuah cara untuk menanamkan harapan dan memberikan panduan bagi diri sendiri.

Suasana tenang dan damai terpancar dari karya-karya Uuk Paramahita, meskipun diselingi figur-figur kocak yang menghadirkan kebahagiaan.

“Itulah harapan kita semua,” tutur Uuk pada pembukaan pameran tunggalnya. Pameran ini, yang menandai 20 tahun sejak pameran tunggal pertamanya, menjadi perjalanan penemuan diri bagi Uuk.

“Melukis adalah kebebasan jiwa,” jelasnya, “namun kebebasan itu harus diimbangi dengan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sesama.”

Uuk Paramahita menghadirkan potret kota yang hidup dan dinamis dalam pameran ini. Lukisan-lukisannya menginterpretasikan suasana metropolitan yang padat dengan detail yang rumit.

Populasi yang berjejalan, arsitektur gedung-gedung tinggi, dan kemacetan lalu lintas diterjemahkan ke dalam komposisi visual yang kompleks, dengan garis-garis tegas dan warna-warna kontras yang mencerminkan realitas kehidupan urban, terutama di Denpasar.

Pameran “City of Happiness” adalah refleksi mendalam Uuk tentang kehidupan kota melalui seni rupa. Ia menggunakan eksplorasi warna dan bentuknya untuk mengajak penikmat seni melihat realitas urban dari sudut pandang yang lebih kaya.

Persiapan matang selama bertahun-tahun akhirnya membuahkan hasil. Nicolaus Kuswanto, Direktur Galeri ZEN1 Bali, mengungkapkan bahwa pameran tunggal Uuk Paramahita telah direncanakan sejak lama.

“Delapan tahun penantian ini terbayar lunas,” katanya, “Uuk sangat serius, bahkan sejak 2021 ia sudah mulai memikirkan detail pameran.”

Pameran “City of Happiness” adalah dedikasi Uuk Paramahita untuk merayakan kehidupan kota melalui seni rupa. Ia mengajak kita untuk membuka mata dan hati, melihat realitas kehidupan urban dengan perspektif yang lebih dalam dan penuh apresiasi.

Dalam samubutan pembukaan pameran, Rektor ISI Bali, Prof. Kun Adnyana, mengungkapkan kekagumannya atas ketekunan Uuk Paramahita. Karya-karya yang dipamerkan adalah hasil dari perjalanan panjang sang seniman sejak masa perkuliahan.

“Uuk memiliki kegigihan luar biasa,” kata Prof. Kun.

Karya-karyanya adalah cerminan dari perjalanan panjang yang ia tempuh sejak menjadi mahasiswa.” Prof. Kun, yang merupakan teman kuliah Uuk di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (kini ISI Bali), merasa bangga dapat membuka pameran ini, mengingat ketekunan dan karakter tenang Uuk sebagai seniman.

Onky Alexander, sang Boy dari “Catatan si Boy,” datang khusus untuk pembukaan pameran ini. Ia langsung terpesona dengan keunikan karya Uuk Paramahita, yang menurutnya sangat istimewa.

“Karya-karya Uuk benar-benar beda dari yang lain!” seru Onky. “Kita harus terus dukung ekosistem seni seperti ini agar semakin banyak orang yang tahu.”

Onky juga menambahkan, Lukisan-lukisan ini unik banget. Ekosistem seni seperti ini harus terus kita dukung biar makin dikenal. ***

Berita Lainnya

Terkini