Denpasar – Provinsi Bali tengah bersiap memotret wajah ekonomi wilayahnya melalui gelaran besar Sensus Ekonomi 2026. Meski pelaksanaan utama baru akan dimulai tahun depan, persiapan intensif sudah digulirkan sejak dini untuk memastikan akurasi data yang akan menjadi fondasi kebijakan ekonomi masa depan.
Plt. Kepala BPS Provinsi Bali, Made Juli Ardana, mengungkapkan, tahapan krusial akan dimulai pada Mei 2026.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, BPS kini mengedepankan efisiensi melalui digitalisasi pendataan.
Juli Ardana menjelaskan proses pendataan akan dibagi menjadi dua skema utama untuk menjangkau seluruh lapisan pelaku usaha:
Sektor Perusahaan Besar (Mei 2026): Pelaku usaha skala besar akan diberikan akses melalui tautan (link) mandiri. Petugas BPS akan tetap menjalin komunikasi intensif untuk mendampingi proses pengisian data secara daring.
Sektor UMKM & Rumah Tangga (Juni – Juli 2026): Petugas akan turun langsung ke lapangan menggunakan metode Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Setiap rumah tangga akan didatangi untuk memastikan tidak ada unit usaha yang terlewat, mulai dari pedagang eceran hingga industri rumahan.
Persiapan 2025: Membangun Basis Data
Saat ini, fokus utama BPS adalah menyusun frame atau daftar basis data awal.
“Tahun 2025 ini adalah tahap persiapan. Kami sedang mengumpulkan playlist atau daftar usaha di Denpasar, berkolaborasi dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta asosiasi-asosiasi usaha yang ada,” ujar Juli Ardana.
Bagi masyarakat yang ingin berkontribusi, BPS berencana melakukan rekrutmen petugas lapangan secara terbuka. Berdasarkan estimasi awal, proses Open Recruitment kemungkinan besar akan dibuka pada Februari 2026.
BPS berkomitmen untuk melibatkan elemen lokal dan berkoordinasi dengan seluruh OPD di Kota Denpasar guna memastikan petugas yang terpilih memiliki kompetensi dan memahami karakteristik wilayah masing-masing.
Sensus Ekonomi ini bukan sekadar pendataan angka, melainkan upaya bersama untuk memahami potensi nyata ekonomi Bali.
Kerja sama para pelaku usaha dalam memberikan data yang akurat akan sangat menentukan arah pembangunan ekonomi Bali yang lebih tangguh dan tepat sasaran.***

