Milad ke-3 RSPM DIY, Didominasi Pasien Kanker dan Satu-Satunya Rumah Singgah Pasien Muhammadiyah

Faisal Ma’ruf RSPM mengatakan rumah singgah ini bentuk Amal Usaha Muhammadiyah bidang Sosial (AUMSos) pertama yang ada di Indonesia

Yogyakarta – Memasuki tahun ketiga, Rumah Singgah Pasien Muhammadiyah (RSPM) Daerah Istimewa Yogyakarta disebut-sebut sebagai rumah singgah pasien Muhammadiyah pertama di Indonesia yang didominasi pasien kanker.

RSPM ini berupaya menciptakan ruang yang nyaman dan aman bagi pasien serta keluarga yang menemani.

“Pasiennya banyak yang berasal dari luar daerah seperti Batam, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa Tengah,” ujar Direktur RSPM, Faisal Ma’ruf saat Milad ke-yang digelar penuh rasa syukur melalui kegiatan tasyakuran bertema “Meningkatkan Pelayanan, Menggapai Keberkahan” Jumat 8 November 2024.

Acara dihadiri Wakil Ketua PWM DIY Ustadz Dr H. Nur Ahmad Ghojali, M.A. bersama Ketua PWM DIY Dr. Ridwan Furqoni, S.Pd, M.P.I, MKS PWA DIY, PCM Mlati, segenap relawan RSPM, teman-teman penggiat rumah singgah di DIY dan AmbulanMu DIY, serta tamu undangan lainnya.

Faisal Ma’ruf RSPM mengatakan rumah singgah ini bentuk Amal Usaha Muhammadiyah bidang Sosial (AUMSos) pertama yang ada di Indonesia, menyusul pendirian RSPM berikutnya di Gamping, Kabupaten Sleman dan Jakarta.

Pasien menginap di RSPM DIY diwajibkan menunjukkan kartu BPJS kelas III. Syarat lainnya adalah pasien dalam kondisi sadar dan dapat berkomunikasi.

“Dari tahun ke tahun sangat memberikan manfaat bagi pasien luar kota yang sedang berjuang berobat di RS Yogyakarta. Semakin lama ternyata butuh banyak pengembangan layanan,”ungkapnya.

Rencananya baru mau dibuka layanan unit 2 di daerah pimpinan cabang muhammadiyah gamping,”
Hanya saja sejak peluncurannya tersebut, amal usaha ini sampai sekarang belum mendapatkan bantuan support dari pemerintah.

“Mereka (dinkes dan dinsos) belum ada prosedur untuk izin rumah singgah, adanya rumah singgah anak jalanan jadi untuk pasien belum ada, jadi masih bingung ini masuknya kemana. Tapi saya sebenarnya RSPM bisa masuk di keduanya,” ucap Faisal Ma’ruf.

Terkait biaya operasionalnya, RSPM ini mengandalkan dari fundraishing lembaga-lembaga muhammadiyah.

“Biaya operasionalnya fundraishing dari lazismu dan bekerja sama dengan beberapa lembaga Muhammadiyah seperti UMY, UAD, dan PKU,” tuturnya.

Dia menekankan, RSPM ini berupaya menciptakan ruang yang nyaman dan aman bagi pasien serta keluarga yang menemani. Pasiennya banyak yang berasal dari luar daerah seperti Batam, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa Tengah.

“Kami melayani pasien tidak hanya dari PKU Muhammadiyah, kebanyakan malah RSUP Dr. Sardjito. Ada juga pasien RS Bethesda, Panti Rapih, dan Dr. YAP,” katanya.

“Rata-rata pasiennya penderita kanker kering karena kita memang hanya menerima kanker kering (ada pasien yang stadium 4),” sambungnya.

Dikatakan juga, rumah singgah tersebut tidak pernah kosong pasien. Bahkan, ia terpaksa menolak karena kamar pasien saat itu sudah penuh.

Rumah singgah kami kebetulan tidak pernah kosong, bahkan kami beberapa kali menolak pasien. Tetapi kami bekerja sama dengan rumah singgah lain,” imbuhnya.

Adapun fasilitas dan layanan yang diberikan diantaranya tempat menginap berkapasitas 8-10 orang, transportasi menuju rumah sakit, dukungan logistik makanan sehat, hingga bimbingan spiritual dan psikologi bagi para pasien dan keluarganya.

“Jam kantor ada 3 orang, diluar jam kantor ada 2 orang. Tugasnya untuk mengelola kerumahtanggaan,” jelasnya.

Acara disi penyerahan SK Lazismu RSPM kepada kepala kantor Nuryanto Hari Murti, dengan harapan, penghimpunan semakin besar dan kuat untuk melebarkan layanan Rumah Singgah Pasien.

Di acara inti disampaikan tausyiah untuk bersama-sama mengembangkan Program RSPM ini oleh ustadz Dr H. Nur Ahmad Ghojali dan secara simbolis sebagai rasa syukur dilakukan dengan memotong tumpeng dan doa bersama.
 
Acara ditutup dengan launchingnya video profil rumah singgah pasien, dengan harapan kedepannya dapat memudahkan sosialiasasi program rumah singgah untuk bersama-sama sinergi mengembangkan program, baik donasi maupun ide maupun kegiatan kerelawanan bergabung salam program ini.

Diketahui, RSPM ini telah diluncurkan pada tahun 2021 atas inisiatif Ketua MPS PWM DIY saat itu, Ridwan Furqoni beserta koleganya, terhadap banyaknya pasien dari luar Yogyakarta yang menjalani rawat jalan, namun tidak mampu menyewa tempat tinggal yang layak dan beban biaya transportasi.

Berlokasi di Jalan Jombor Lor, Jombor, Sinduadi, Mlati, Sleman, RSPM telah membantu ratusan pasien dari berbagai daerah yang datang untuk berobat, tetapi membutuhkan tempat tinggal sementara.

Saat ini tercatat sejumlah 372 pasien memanfaatkan layanan program rumah singgah ini, beserta penunggu pendamping pasien sebanyak 378 keluarga pasien. ***

Berita Lainnya

Terkini