Momen Haru Perpisahan KKN UGM: Tumbuh di Bali, Kenangan Abadi

Suasana haru dan penuh kehangatan menyelimuti Sanggar Kagama saat acara perpisahan KKN UGM di Dalung, Badung, pada Rabu (6/8/2025).

7 Agustus 2025, 08:08 WIB

Badung – Suasana haru dan penuh kehangatan menyelimuti Sanggar Kagama di Dalung, Badung, pada Rabu (6/8/2025).

Ratusan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah mengabdi selama 50 hari dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berkumpul untuk sebuah momen perpisahan yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Bali.

Acara ini bukan sekadar perpisahan, melainkan wujud apresiasi mendalam atas kontribusi nyata para mahasiswa.

Ketua Kagama Bali, IGN Agung Diatmika, menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Kami ingin berterima kasih karena adik-adik sudah ikut membangun Bali, khususnya di pedesaan,” ujarnya.

Selama hampir dua bulan, para mahasiswa ini telah tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Tabanan, Badung, Buleleng, Gianyar, hingga Karangasem.

Dengan bekal proposal yang telah mereka rancang, mereka terjun langsung ke masyarakat, fokus pada beragam isu vital seperti peningkatan infrastruktur desa, penanganan sampah, pengembangan desa wisata, hingga dukungan kesehatan.

Bramastya Maheranta, seorang mahasiswa Teknik Mesin dari kelompok Kembara yang bertugas di Tegallalang, Gianyar, mengungkapkan perasaannya.

“Kami merasa senang karena sebelumnya hanya mengenal Bali sebagai wisatawan. Sekarang, kami melihat Bali dengan perasaan yang berbeda, seperti memiliki keluarga di sini,” tuturnya.

Dosen Pembimbing Lapangan, Sumiarto, turut mengapresiasi dukungan penuh dari Kagama Bali.

Ia menekankan pentingnya program KKN sebagai jembatan bagi mahasiswa untuk bersentuhan langsung dengan realitas sosial di masyarakat.

“Tujuannya agar mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan dari kampus, tapi juga soft skill untuk bergaul dan berkomunikasi dengan warga,” jelasnya.

Sebagai penutup, ia dengan hangat berkelakar tentang kenangan manis yang sering muncul dari program ini.

“Bonusnya, biasanya ada saja nanti setelah 2-3 tahun, saya menerima undangan pernikahan dari mahasiswa yang berada di kelompok yang sama,” selorohnya, disambut tawa dan senyum para mahasiswa.

Momen perpisahan ini menjadi penanda berakhirnya masa pengabdian, namun juga awal dari kenangan tak terlupakan.

Pengalaman berharga yang mereka dapatkan di Bali diharapkan menjadi bekal berharga saat mereka kembali ke kampus dan kelak terjun ke tengah masyarakat.***

Berita Lainnya

Terkini