Momentum Kebersamaan: Ketulusan Idul Fitri di Balik Pintu Lapas Jember

Kalapas Jember Kristyo Nugroho menyatakan momen Idul Fitri ini adalah bagian dari komitmen Lapas untuk memberikan pelayanan terbaik sekaligus memastikan keamanan Lapas.

2 April 2025, 05:39 WIB

Jember – Dalam suasana hangat Idul Fitri 1446 H, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Jember menggelar layanan kunjungan spesial yang menggugah hati.

Rasa kerinduan terpendam warga binaan akhirnya terobati, saat pintu-pintu yang biasanya terkunci kini terbuka untuk keluarga mereka.

Momentum ini terasa seperti sebuah simfoni, di mana setiap elemen harmonis berpadu dalam kehangatan dan kebahagiaan.

Pagi itu, langkah pertama adalah verifikasi data pengunjung—sebuah pintu awal bagi cerita yang akan terbuka.

Antrean mulai terbentuk; keluarga yang telah lama menanti momen ini memegang nomor antrean dengan harapan yang menggelora.

Dengan Surat Izin Kunjungan (SIK) di tangan dan gelang dengan “barcode khusus” melingkar di pergelangan, mereka melangkah memasuki babak baru penuh harap.

Tidak hanya melangkah menuju ruang kunjungan, pengunjung melewati proses keamanan yang ketat.

Mesin X-Ray menjadi penjaga yang tidak kenal lelah, memeriksa setiap barang bawaan.

Sementara itu, stempel UV di tangan dan kalung tanda pengenal yang mereka kenakan seolah menjadi simbol izin untuk menjalin kembali cerita lama yang sempat terputus.

Suasana di ruang kunjungan pun mencerminkan kerinduan yang membuncah.

Kalapas Kristyo Nugroho berbicara dengan keyakinan, bahwa ini adalah bagian dari komitmen Lapas untuk memberikan pelayanan terbaik sekaligus memastikan keamanan melalui proses yang matang.

“Kami percaya bahwa deteksi dini adalah kunci kenyamanan, tidak hanya bagi pengunjung tetapi juga bagi warga binaan,” tuturnya.

Layanan kunjungan khusus ini bukan sekadar ritual biasa. Kalapas memastikan segalanya berjalan sesuai SOP dan dengan semangat “GRATIS”—tanpa biaya sedikit pun.

Kebersamaan yang tercipta di antara petugas, keluarga, dan warga binaan menjadi penanda bahwa Idul Fitri adalah waktu untuk saling berbagi kebahagiaan.

Dalam pelukan keluarga, warga binaan menemukan harapan baru; dalam setiap kata yang terucap, ada cerita yang kembali hidup.

Tak dapat disangkal, kunjungan ini adalah hadiah Idul Fitri yang sejati—lebih dari sekadar pertemuan, tapi penghubung hati yang terpisah waktu. ***

Berita Lainnya

Terkini