![]() |
Kader Demokrat Bali |
KUTA – Manuver kader dan pengurus yang membentuk Kaukus Demokrat Bali guna menolak pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kongres mendatang ditanggapi santai Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta yang melihat sebagai dinamika politik.
Mudarta bahkan mempersilahkan kader dan pengurus membuat kaukus Demokrat Bali karena jika niatan dan arahnya benar, akan membawa kebesaran partai ke depan khususnya dalam menyambut hajatan politik tahun 2019.
Dia hanya mengingatkan, agar kaukus Demokrat Bali tidak membuat onar dan memperkeruh Kongres Demokrat yang dihelat di Bali. “Silahkan buat kaukus dan rekrut anggota sebanyak-banyaknya. Mari kita sukseskan Kongres Partai Demokrat,” ucapnya enteng kepada wartawan di Kuta, Senin 5 Januari 2015.
Hanya saja, dia mengingatkan, agar mereka tetap menjaga ketertiban, rambu-rambu yang ada jangan sampai berbuat onar dan keributan. Pasalnya, jika sudah berbuat keributan maka akan berhubungan dengan pihak berwajib dan tidak ada lagi berurusan dengan Partai Demokrat.
Kata Mudarta, adalah hak setiap kader dan pengurus menyampaikan aspirasi. Hanya saja, kader yang tidak sepaham memilih SBY menjadi ketum hendaknya mereka yang memiliki hak suara, menyampaikannya pandanganya di kongres.
“Menyampaikan aspirasi silahkan saja, bagi yang protes dan berniat menggagalkan kongres harus memiliki hak suara. mereka yang protes-protes itu apakah punya punya hak suara tidak, untuk menggagalkan kongres?,” tuturnya didampingi Ketua DPC Partai Demokrat Badung I Made Sunarta.
Dia membantah tudngan bahwa dukungan kepada SBY dihasilkan lewat cara tidak konstitusional dan melanggar mekanisme yang diatur di AD/ART partai. Tidak ada ketentuaan yang menjelaskan itu dilakukan dengan mekanisme melalui Rakercab dan Rakerda.
Jadi, pihak-pihak yang tidak berkompeten dan mamahami aturan dan AD/ART partai tidak sembarangan bicara tanpa dasar yang jelas. Menurutnya, Forum Rakerda itu hanya untuk evaluasi program kerja tentang apa-apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai oleh pengurus selama ini.
“Jadi, tidak ada kaitannya dengan agenda kongres. Tidak ada kaitan sama sekali. Itu yang bicara harus Rakercab dan Rakerda untuk menentukan calon ketum tahu tidak tupoksinya apa,” tukasnya.
Ia kembali menegaskan jika dukungan untuk Susilo Bambang Yudoyono (SBY) kembali menahkodai Partai Demokrat merupakan aspirasi mayoritas kader dan pengurus di Bali sebagaimana disampaikan dalam pertemuan-pertemuan formal jajaran DPC dan DPD.
Dari 11 hak suara di Bali yang ikut menentukan dan memilih ketum, semua menyatakan siap memilih SBY dalam kongres. “Saya yakin, jika Pak SBY bersedia maju menjadi ketum lagi di kongres nanti, Pak SBY terpilih kembali jadi ketum,” sambungnya. (rhm)