Pengunduran diri pengurus dan kader PKS se- Bali di depan Kantor DPTW PKS Bali Jalan Tukad Yeh Ho, Denpasar |
DENPASAR – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diterpa konflik internal dengan mundurnya ratusan kader dan pengurus menyusul keputusan DPP yang merombak penggantian jajaran Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Bali.
Sesuai keputusan DPP PKS tertanggal 27 September 2018, Ketua DPW PKS Bali dicopot dari jabatannya. Keputusan itulah yang memicu kontroversi yang dinilai tidak sesuai prosedur kepartaian, tanpa musyawarah dan dilakukan pada detik setelah kelolosan PKS sebagai kontestan pemilu 2019.
“Keputusan ini menunjukkan otoritarianisme DPP PKS dengan menabrak AD/ART dan persekusi terhadap kader yang dituduh tidak loyal,” tegas Mudjiono di sela aksi pengunduruan diri di depan Kantor DPW PKS Bali Jalan Tukad Yeh Ho Denpasar, Jumat (29/9/2018).
Pihaknya menilai DPP PKS Anti Demokrasi, pimpinan PKS menutup pintu dialog dan perbedaan pandangan. “Sikap dan tindakan pimpinan PKS berbeda jauh dengan nilai – nilai Islam yg menjadi identitas PKS selama ini,” tukas mantan anggota DPRD Kota Denpasar dua periode itu.
Menurutnya, pembelahan Pimpinan PKS sejak 2016 secara sistematis, konflik dan pemecatan di dalam tubuh PKS yang membuat PKS kehilangan kekuatannya, khususnya menghadapi pemilu 2019.
Oleh karena itu bersama jajaran Dewan Pengurus Tingkat Wilayah (DPW), Dewan Pengurus Tingkat Daerah (DPD), Kader Inti, dan Anggota PKS Se-Bali, Mujiono menyatakan mundur dari Jabatan Struktural Pengurus PKS dan meletakkan status sebagai Kader dan Anggota PKS yang kami tujukan kepada Ketua Majelis Syuro (KMS) selaku Pimpinan Tertinggi PKS dengan tembusan kepada Presiden PKS.
Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Bali khususnya atas dukungannya selama ini, dan mohon maaf harus menempuh cara ini karena sudah tidak efektif lagi berjuang lewat PKS,” sambungnya.
“Bagi, politik adalah sarana menebar kebaikan dan berjuang untuk bangsa, negara, dan agama. Kami akan tetap akan berjuang menebar kebaikan dan amar ma’ruf nahi mungkar bagi masyarakat Bali,” demikian Mudjiono. (rhm)