Musim Hujan Petani Cabai di Probolinggo Terancam Merugi

9 Januari 2021, 07:46 WIB

Terjadinya lonjakan harga cabai rawit selama bulan Desember 2020 sampai
Januari 2021 hingga tembus Rp100 ribu per kilogram karena memasuki musim
hujan menyebabkan petani cabai terancam gagal panen/Syahroni Sakti
Istione.

Probolinggo – Memasuki musim hujan dalam dua bulan terakhir membuat
para petani cabai di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur cemas lantaran produksi
menurun sehingga terancam merugi.

Terjadinya lonjakan harga cabai rawit selama bulan Desember 2020 sampai
Januari 2021 hingga tembus Rp100 ribu per kilogram karena memasuki musim hujan
menyebabkan petani cabai terancam gagal panen.

Biasanya, jika musim hujan pohon cabai mati membusuk atau buah cabai rontok.
Walaupun harga cabai di pasaran tembus 100 ribu, para petani masih tidak bisa
tersenyum lepas.

Pasalnya, jika kondisi normal, biasanya mereka menanam 5000 pohon bisa
menghasilkan setiap panen atau panen per minggu bisa 1500kg.

“Kalau di bulan Januari seperti ini hanya menghasilkan cabai 15 sampai 25kg,”
ungkap Hikmah, petani cabai asal Maron, Probolinggo ini. Saat ini, kata
Hikmah, untuk biaya perawatan pohon cabai sampai biaya petik,semakin mahal.

Menurut pengepul cabai rawit asal Probolinggo Zainal, setiap hari dirinya
biasa mengirim cabai rawit ke Pasar Surabaya, Porong, Mojokerto mencapai 35
ton cabai.

Namun pada awal tahun ini, atau saat musim pandemi Covid-19 sekarang hanya
mampu mengirim 10 sampai 15 ton cabai karena turunnya produksi.

Diketahui, pasokan cabai iu.ditambah lagi, kiriman cabai rawit dari luar
pulau. Soal mutu cabai yang didatangkan dari Probolinggo tidak kalah baiknya
dengan cabai kiriman daerah lainnya yang membanjiri pasaran. (ron)

Berita Lainnya

Terkini