Nih.. Alasan Gede Pasek Berlabuh ke Jokowi

29 Juni 2014, 18:01 WIB
Gede Pasek hadiri Deklarasi Pemilih Dua (PD) dukung Jokowi-JK (Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com,
Denpasar – Setelah lama ditunggu sikap politiknya dalam pemilihan
presiden politikus Partai Demokrat Gede Pasek akhirnya
memutuskan berlabuh ke Capres Joko Widodo. Dia beralasan, keputusannya
mendukung Jokowi tak lain ingin menyelamatkan partai besutan Susilo
Bambang Yudhoyono itu agar tidak semakin terpuruk di mata publik.

Sikap politiknya mendukung Jokowi, tak lain karena kecintaan terhadap partai berlambang bintang mercy.

Ada tiga alasan, kenapa mendukung mantan Wali Kota Solo dan bukannya menyokong Prabowo sebagaimana dilakukan elit Demokrat
lainnya.

Kata Pasek, alasan pertama melihat konsistensi dan
komitmen visi misi Capres dalam debat berturut-turut. Yang menjadi
sorotannya adalah ketika Prabowo berulang-ulang menyinggung soal
kebocoran anggaran yang nilainya cukup fantastis mencapai Rp1000 Trilun.

“Kalau
benar, ada kebocoran anggaran sebesar itu, berarti selama ini
pemerintahan SBY gagal dong, padahal dunia internasional mengakui, lewat
G to G, keberhasilan pembangunan ekonomi masuk peringkat kelima dunia,”
ujar Pasek usai deklarasi PD (Pilihan Dua) untuk JOkowi-JK di Denpasar,
Minggu (29/6/2014).

Jika terjadi kebocoran anggaran, menandakan pemerintahan selama ini tidur. Padahal, dunia mencatat,
pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6 persen bahkan pernah 7 persen.

“Saya
juga tidak sependapat dikatakan Indonesia saat ini dikatakan terpuruk
sehingga harus bangkit, sebagaimana mana tagline yang diusung Koalisi
Merah Putih pendukung Prabowo lewat “Indonesia Bangkit”,” tandas alumnus
Universita Brawijaya Malang itu.

Kedua, Indonesia bukan
terpuruk, tetapi kondisinya sudah cukup baik dan perlu lebih
ditingkatkan sehingga bisa lebih baik lagi. Dengan begitu, ada pengakuan
bahwa kepemipinan SBY dalam pemerintahan selama ini sudah cukup
berhasil.

Karenanya, dengan mendukung Jokowi, diharapkan nantinya
ada pengakuan bahwa pemerintahan SBY telah diakui berhasil, bukan
terpuruk.

“Harusnya ini dipahami teman-teman Demokrat, suara kita
diambil untuk dukungan Pilpres, tetapi tidak pernah ada kontribusi
untuk partai, dengan 10 persen suara pemilu, minimal bisa menjadikan
pemenang konvensi Dahlan Iskan sebagai Cawapres,” tukas Sekjend
Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

Alasan ketiga, mestinya
partai juga mengawal dukungan Dahlan dalam pilpres sebagai bentuk
tanggungjawab moral dan politik atas pelaksanaan konvensi capres.
Jangankan meminta maaf kepada Dahlan, memperjuangkan sebagai capres
konvensi nyatanya tidak dilakukan.

“Pada kesempatan ini,saya
orang pertama di partai meminta maaf kepada Dahlan Iskan karena tidak
berhasil mengawal hasil capres konvensi dengan baik, ini perlu dilakukan
sebagai pertanggungjawaban publik atas pelaksanaan konvensi capres,”
imbuhnya.

Bahkan, dalam laporan pertanggungjawaban pengurus
mendatang, masalah konvensi capres Demokrat juga akan mempertanyaan
sejauh mana partai benar-benar telah mengawal keputusan capres Konvensi
Dahlan.

Dia meyakini, sikap politiknya itu, tidak sampai
berimplikasi terhadap karir politiknya, lantaran Ketua Umum Partai
Demokrat SBY sendiri juga bersikap netral dalam PIlpres.

Jadi,
kader Demokrat masih ada kesempatan untuk menimbang kembali dan jangan
sampai takut menyatakan sikap politiknya yang berbeda dalam Pilpres.

Dia
juga mengklaim, kader dan pengurus partai di daerah lainnya seperti di
Demokrat Bali yang diklaim banyak kadernya mendukung Jokowi. Kalaupun
ada dukungan ke Prabowo lebih banyak pada arus elit partai. (kto)

Berita Lainnya

Terkini