Nyala Kartini di Jantung Keuangan: OJK Berdayakan Perempuan Cerdas Sambut Indonesia Emas

24 April 2025, 09:55 WIB

Jakarta – Memperingati Hari Kartini pada 22 April 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar perayaan hibrida yang mengusung tema sentral: “Perempuan Cerdas, Berdaya, dan Berintegritas Menuju Indonesia Emas”.

Langkah ini menegaskan komitmen OJK dalam memajukan kesetaraan gender, memperkuat integritas, serta memberdayakan kaum perempuan di garda depan sektor jasa keuangan.

Lebih dari 3.200 peserta, terdiri dari 200 hadirin langsung dan sekitar 3.000 partisipan daring dari internal OJK, para pemangku kepentingan, serta anggota Komisi XI DPR RI, turut menyemarakkan acara ini. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menginspirasi para perempuan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, meningkatkan kesadaran akan peran strategis mereka dalam mewujudkan sektor jasa keuangan yang transparan dan berintegritas, serta berkontribusi aktif dalam pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, dalam pidatonya menekankan urgensi penguatan integritas di kalangan perempuan Indonesia, terutama dalam lingkup sektor jasa keuangan.

Dia menggarisbawahi korelasi erat antara kesetaraan gender dan tingkat integritas suatu bangsa, merujuk pada data yang menunjukkan bahwa negara dengan indeks ketimpangan gender rendah cenderung memiliki tingkat korupsi yang lebih rendah. Pernyataan ini menjadi seruan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam tata kelola.

Lebih lanjut, Sophia Wattimena menyoroti berbagai tantangan sosio-ekonomi yang dihadapi perempuan saat ini, mulai dari isu pendidikan yang belum merata, dampak negatif budaya konsumtif yang dipicu oleh FOMO (Fear of Missing Out), hingga tingginya angka korban pinjaman online ilegal, khususnya di kalangan ibu rumah tangga dan guru.

Ditegaskan, bahwa penanaman nilai integritas harus dimulai sejak dini melalui pola asuh yang sehat dan bijak, di mana perempuan Indonesia memegang peranan kunci dalam membentuk generasi yang jujur, tangguh, dan cakap dalam mengambil keputusan.

Acara ini semakin kaya dengan kehadiran narasumber inspiratif, termasuk Duta Besar RI untuk Portugal, Susi Marleny Bachsin, dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan.

Dalam sambutannya, Susi Marleny Bachsin menegaskan bahwa perempuan bukan sekadar elemen pelengkap dalam ekonomi, melainkan motor penggerak utama perubahan. Dia meyakini bahwa peningkatan partisipasi perempuan di sektor jasa keuangan tidak hanya memperkokoh ketahanan ekonomi nasional, tetapi juga mempercepat laju menuju Indonesia Emas 2045.

Selain itu, menekankan pentingnya literasi keuangan dan dukungan bagi wirausaha perempuan, serta mendorong kepemimpinan perempuan di sektor formal sebagai bagian integral dari transformasi ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Senada dengan hal tersebut, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengakui peran vital perempuan tidak hanya sebagai pengelola rumah tangga, tetapi juga sebagai pendidik generasi penerus bangsa.

Ia menyampaikan bahwa perempuan adalah agen perubahan sejak awal, namun potensi mereka seringkali terpendam. Tugas kolektif saat ini adalah menciptakan ruang dan ekosistem yang memberdayakan perempuan untuk menyadari potensi diri, diakui kontribusinya, dan diberdayakan sepenuhnya.

Veronica Tan juga menyoroti krusialnya peran ibu dalam membentuk karakter anak, terutama di era digital yang penuh tantangan. Beliau menekankan bahwa nilai-nilai inti seperti etika, empati, dan moral harus ditanamkan dari lingkungan keluarga, di mana ibu menjadi “teman pertama” anak dalam menghadapi kompleksitas dunia.

Dalam kesempatan ini, OJK juga menegaskan komitmennya terhadap pemberantasan fraud dan penegakan integritas, yang sejalan dengan berbagai inisiatif yang telah dijalankan. Hal ini mencakup peran aktif dalam menanamkan pemahaman dan implementasi larangan gratifikasi yang berpotensi menjadi suap, serta kewajiban pelaporan indikasi fraud maupun pelanggaran etik melalui berbagai kanal yang disediakan, termasuk Whistleblowing System (WBS).

Komitmen OJK ini tercermin melalui sertifikasi Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di seluruh unit kerja, pengendalian gratifikasi yang ketat, serta sinergi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mencetak penyuluh antikorupsi bersertifikat.

Sebagai penutup rangkaian acara, OJK mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk terus bergerak maju, mewujudkan mimpi, dan terus berkarya dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur. Mengutip semangat Kartini, “Habis gelap terbitlah terang”, OJK meyakini bahwa perubahan menuju masa depan Indonesia Emas dimulai dari setiap langkah kecil yang berani dan dilandasi integritas yang kuat.

Berita Lainnya

Terkini