Denpasar — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali terus tancap gas dalam mempercepat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Pulau Dewata.
Langkah strategis terbaru diwujudkan melalui pengukuhan Duta Literasi Keuangan dan peluncuran Sistem Informasi Kuliah Kerja Nyata Literasi dan Inklusi Keuangan (KLIK) pada Rabu (25/6) di Kantor OJK Provinsi Bali.
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, secara langsung mengukuhkan duta-duta literasi yang berasal dari beragam latar belakang: mahasiswa KKN LIK, UMKM, disabilitas, pelajar, hingga masyarakat umum.
Dalam sambutannya, Kristrianti menekankan pentingnya pemahaman masyarakat akan manfaat dan risiko produk keuangan. “Menjadi mahasiswa yang pintar saja tidak cukup jika belum berkontribusi bagi masyarakat.
Dengan menjadi Duta Literasi Keuangan, mahasiswa KKN LIK 2025 dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan literasi dan inklusi di Indonesia,” tegas Kristrianti.
Acara penting ini turut dihadiri perwakilan pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dari Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Universitas Warmadewa, yang menjadi mitra strategis OJK dalam program KKN LIK 2025.
Sistem KLIK: Jembatan Literasi Digital
Peluncuran Sistem Informasi KKN LIK (KLIK) menandai era baru dalam pengelolaan program ini. Sistem ini akan menjadi tulang punggung dalam mendukung pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi KKN LIK yang melibatkan 751 peserta di 50 desa di delapan kabupaten se-Bali.
Sebelum terjun ke lapangan pada periode Juli-Agustus 2025, seluruh peserta KKN LIK telah dibekali materi komprehensif oleh OJK Bali.
Pembekalan ini mencakup pengenalan OJK, karakteristik produk jasa keuangan, perlindungan konsumen, kewaspadaan terhadap investasi dan pinjaman online ilegal, kejahatan keuangan digital, hingga perencanaan keuangan sederhana.
Peserta juga diwajibkan melakukan pembelajaran mandiri melalui Learning Management System Keuangan (LMSKU) OJK, yang secara otomatis mendaftarkan mereka sebagai Duta Literasi Keuangan OJK.
Program KKN LIK telah menunjukkan dampak signifikan. Sejak 2023, program ini telah menjangkau 50 desa dan tahun ini akan kembali menyasar 50 desa baru.
Selama hampir dua bulan KKN, mahasiswa akan aktif memberikan edukasi keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat, mulai dari aparat desa, ibu rumah tangga, pemuda, pelajar, hingga pendampingan UMKM.
Pada tahun 2023, KKN LIK melibatkan 156 mahasiswa di 10 desa, menghasilkan 171 kegiatan edukasi yang menjangkau 8.848 masyarakat.
Angka ini melonjak tajam pada tahun 2024 dengan 677 peserta di 40 desa, menciptakan 472 kegiatan edukasi yang menyentuh 29.824 masyarakat.
Melalui sinergi kuat antara OJK, civitas academica, dan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan literasi dan inklusi keuangan di Bali dapat meningkat secara merata, membuka akses keuangan yang lebih luas bagi masyarakat, dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan. ***