Jakarta – Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga karena didukung permodalan yang kuat dengan likuiditas stabil, dan profil risiko yang positif.
Hal itu terungkap saat Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Februari 2024.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa menyatakan, saat ini kinerja perekonomian global secara umum membaik.
Dukung Pengembangan Keuangan Berkelanjutan, OJK Gandeng Perbankan Luncurkan Panduan CRMS
“Dengan tekanan yang cenderung stabil meskipun masih perlu dicermati perkembangan geopolitik global ke depan,” ungkap Aman Santosa dalam keterangan tertulis, 4 Maret 2024.
Dia mengungkapkan, di Amerika Serikat, capaian inflasi yang cenderung sticky di tengah pertumbuhan ekonomi yang solid, mendorong meningkatnya perkiraan no landing (sesuai pra-pandemi). Dengan perkembangan tersebut, pasar kembali melakukan kalibrasi atas kemungkinan mundurnya pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) dengan besaran yang juga berkurang.
Kemudian dibandingkan dengan Eropa, ekonomi Jerman dan Inggris mengalami kontraksi dan mulai memasuki resesi. Inflasi cenderung turun mendekati target bank sentral sehingga mendorong Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) menjadi less hawkish dan membuka peluang untuk penurunan suku bunga yang lebih cepat.
OJK Bali Dorong PUJK Massifkan Edukasi dan Akses Keuangan Keuangan yang Merata