Ombudsman Harap Rektor Unud Gde Antara Tidak Anti-kritik, Responsif Dinamika Luar Kampus

26 Agustus 2021, 20:56 WIB
IMG 20210523 WA0009
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali Umar Ibnu Al Khattab/Dok. Kabarnusa

Denpasar – I Nyoman Gde Antara yang dilantik sebagai Rektor Universitas Udayana yang baru diminta lebih responsif dengan dinamika di luar kampus dan tidak anti-kritik.

Hal itu disampaikan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali Umar Ibnu Al Khattab yang menyambut baik pelantikan I Nyoman Gde Antara sebagai Rektor Universitas Udayana.

Ombdusman berharap rektor yang baru memiliki kemampuan untuk membawa Universitas Udayana ke arah yang lebih baik sebagaimana yang diamanatkan dalam statuta perguruan tinggi itu, yakni terwujudnya lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia unggul, mandiri, dan berbudaya.

“Kami meminta agar rektor yang baru memaksimalkan ikhtiarnya untuk mewujudkan visi Universitas Udayana yang termuat dalam statuta itu”, kata Kepala Ombudsman RI Provinsi Bali, Umar Ibnu Alkhatab, di Denpasar, Kamis 26 Agustus 2021.

 Pada bagian lain, Umar  menekankan pentingnya peran rektor namun tidak boleh asyik dengan dirinya
sendiri dan berkutat dengan hal-hal yang rutin. 

“Rektor harus
mencerminkan sebuah perubahan yang bersifat profesional dan kolektif,” tukas Umar.

Pihaknyabberharap, rektor yang baru tidak anti
terhadap kritik dan serius memperhatikan suara yang berseberanģan dengan
kebijakannya. 

Rektor harus mendorong civitas akademika untuk lebih responsif dengan apa yang terjadi di luar kampus. 

“Kampus
jangan jadi menara gading, ia harus responsif, baik terhadap kritik
internal, maupun terhadap apa yang terjadi di eksternal kampus. Saat
ini, publik mendambakan peran kampus Udayana yang lebih konktrit”,
katanya mengingatkan.

Ia kembali menegaskan peran rektor sangat vital dalam mendorong kemajuan sebuah perguruan tinggi. 

Dalam.konteks Universitas Udayana, rektor baru diminta membawa perubahan dan pembaruan yang signifikan bagi kampus secara profesional dan mampu menciptakan kolektivitas dengan semua civitas akademika.

Menyoal tuntutan mahasiswa saat berunjuk rasa pada pelantikan rektor baru, Umar meminta rektor baru segera mengambil langkah konkrit, terutama menyangkut biaya kuliah dan kasus asusila.

“Kami rasa tuntutan mahasiswa tersebut bisa dijadikan sebagai bahan awal untuk memulai pekerjaannya sebagai rektor”, demikian Umar. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini