TABANAN– Meski Pendapatan Asli Daerah (PAD) tergolong kecil namun Bupati Taabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menegskan komitmennya agar masyarakat bisa lebih mudah dalam akses universal.
Pemimpin merupakan jembatan bagi rakyat untuk bisa maju dalam menghadapi kesulitan. Untuk itu, menjadi pemimpin harus turun ke lapangan, dengar dan lihat keluhan masyarakat.
Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti menyampaian itu saat mengisi acara Forum Inspirasi ‘Air untuk Semua’ di Epicentrum Wall, Jl. HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (26/10/2016).
Acara digelar Jejaring Kelompok Kerja ( Pokja ) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan ( AMPL ). Kegiatan ini menghadirkan inspirator-inspirator yang terlibat langsung dalam pencapaian target akses Universal.
Menurutnya, dipercaya menjadi salah satu inspirator untuk berbagi informasi dalam forum ini menjadi kebanggaan tersendiri.
Meskipun pendapatan daerah Kabupaten Tabanan tergolong kecil, namun Tabanan punya komitmen untuk mensukseskan akses universal.
“Kami punya banyak program, salah satunya partisipasi masyarakat dalam membangun saluran air bersih. Ada 3 titik lokasi sumber mata air terbesar di Tabanan, dan kami punya target tahun 2019 semua masyarakat di Tabanan punya akses air bersih,” kata Eka.
Selain itu, Tabanan juga akan melaksanakan program IPAL, yaitu mengelola limbah atau tinja menjadi air.
“Program ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat dan World Bank, dimana target kami dengan mengelola limbah menjadi pupuk dan kita akan subsidi secara gratis ke petani-petani dengan komitmen mereka harus memiliki bank sampah,” kata Eka.
Dirinya tidak segan untuk turun langsung ke lapangan memantau dan terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. salah satunya dalam menjalankan program partisipatif.
Program ini merupakan program unggulan Pemkab Tabanan yang melibatkan masyarakat dalam pengerjaannya.
“Jadi pemimpin itu harus jadi team leader. Kalau jadi pemimpin hanya mengejar jabatan saja, itu susah. Jadi pendekatan emosional dan investasi hatinya harus diperbanyak,” kata Eka.
Menurut Eka, partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan.
Dalam menjalankan setiap program, dia menginginkan agar masyarakat yang melakukannya sehingga mereka lebih bertanggung jawab.
“Kami mendorong program partisipasi, kami jadikan rakyat sebagai partner kerja. Karena semua program yang kami jalankan ini sasaran utamanya adalah rakyat,” kata Eka.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, salah satu tantangan terbesar Indonesia saat ini yaitu masih tingginya anak-anak yang terganggu pertumbuhannya karena kurang gizi, dan kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
Menurutnya, Indonesia saat ini memang sedang mengalami bonus demografi, dimana kelompok penduduk usia muda jumlahnya sangat besar dibanding usia lanjut. Namun, tantangannya yaitu menjadikan penduduk usia produktif ini bermanfaat bagi negara.
“Kita ingin penduduk usia produktif ini punya kualitas hidup yang baik, jadi angkatan kerja yang dibutuhkan. Karena sepertiga anak usia balita mengalami gangguan pertumbuhan, yang lebih bahaya adalah gangguan skil dan kemampuan bekerja,” kata Bambang.
Dia meminta setia daerah dan lembaga swadaya masyarakat untuk memantau masalah ini dengan fokus terhadap perbaikan gizi.
“Kita harus memastikan adanya akses air bersih dan sanitasi di setiap rumah tangga di Indonesia, dan pastikan pula bahwa aksesnya mudah,” kata Bambang.
Kegiatan forum inspirasi ini menghadirkan inspirator-inspirator yang terlibat langsung dalam pencapaian target Universal Access tersebut, seperti Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pengembangan Regional, Arifin Rudiyanto, penggiat serta Ketua Pertama Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Nasional, Oswar Mungkasa, Ketua LSN Yayasan Masyarakat Peduli-Nusa Tenggara Barat (NTB), Ellena Rachmawati, Direktur Umum PD BPR BKK Purwodadi Kabupaten Grobogan, Koesnanto SH, serta Ketua KSM Tirto Makmur, Desa Dorolegi, Kabupaten Grobokan, Kholil. (gus)