Panen Raya Berlipat Ganda: KKP Ubah Kerang Tak Terpakai Jadi Pakan Lobster Unggulan, Ekonomi Lokal Bangkit!

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, menjelaskan Batam dipilih karena potensinya sebagai sumber pakan alami, yang merupakan faktor kunci keberhasilan budidaya lobster.

16 Mei 2025, 10:22 WIB

Jakarta – Modeling budidaya lobster yang dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Program ini berhasil berkat kolaborasi dengan pembudidaya kerang di Tanjung Uma Batam, yang berperan sebagai penyedia pakan alami lobster.

Kerja sama ini tidak hanya mendukung keberhasilan budidaya lobster, tetapi juga meningkatkan pendapatan pembudidaya kerang secara signifikan.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, menjelaskan Batam dipilih karena potensinya sebagai sumber pakan alami, yang merupakan faktor kunci keberhasilan budidaya lobster.

KKP telah menjalin kerja sama dengan kelompok pembudidaya kerang di Tanjung Uma Batam dengan membeli kerang budidaya mereka. Selain itu, KKP juga memberikan bantuan sarana dan prasarana berupa Keramba Jaring Apung (KJA).

Bantuan KJA ini meningkatkan produksi kerang hijau sebanyak 5 hingga 6 kali lipat, yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan pembudidaya.

Jasil panen kerang selalu bagus, termasuk kerang hijau dan kerang kupang yang sebelumnya sering dibuang.

Tebe menambahkan bahwa kerang kupang memiliki karakteristik serupa dengan kerang cokelat yang dikembangkan oleh Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok. Kedua jenis kerang ini tidak dikonsumsi manusia, tetapi kaya akan nutrien dan sangat potensial sebagai pakan alami lobster. Upaya ini merupakan bagian dari strategi KKP untuk mendorong efisiensi dan keberlanjutan budidaya lobster nasional dengan memanfaatkan potensi lokal seperti kerang kupang dan kerang cokelat.

Dukungan untuk Pembudidaya Kerang

Plt. Kepala BPBL Batam, Ipong Adi Guna, menyatakan bahwa Batam, Kepulauan Riau, adalah lokasi strategis untuk pengembangan budidaya lobster.

Selain kedekatannya dengan pasar Singapura dan Malaysia, perairan Batam kaya akan nutrien. Selama tujuh bulan masa pemeliharaan lobster dalam program modeling, ketersediaan kerang sebagai pakan selalu terpenuhi.

Ipong menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan berupa KJA berukuran 4 lubang KJA dengan luas 3 x 3 meter masing-masing.

Media pemeliharaan kerang berupa 250 tali kerang per unit KJA, yang dikelola oleh 3 kelompok pembudidaya kerang.
Rusli, salah satu pembudidaya kerang dari Tanjung Uma, mengakui adanya peningkatan produksi setelah menerima bantuan sarana budidaya dari KKP. Ia menyebutkan bahwa hasil panen kerang hijau mereka meningkat hingga enam kali lipat dibandingkan sebelumnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan lobster sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor hasil perikanan. Untuk meningkatkan produksi lobster di Indonesia, KKP kemudian mengembangkan program modeling ini di Batam.***

Berita Lainnya

Terkini