Yogyakarta – Layar kehidupan seni tanah air kembali tersobek oleh kabar duka yang begitu mendalam. Yogyakarta, kota yang kaya akan tradisi dan kreativitas, kehilangan salah satu putranya yang paling ikonik: Hamzah Sulaeman, atau yang lebih akrab disapa ‘Raminten’.
Di usia senja, 75 tahun pada Rabu malam 24 April 2025, sang seniman yang melambungkan nama “House of Raminten” menghembuskan napas terakhirnya.
Kepergian sosok kharismatik ini sontak mengguncang hati banyak orang. Gelombang ucapan belasungkawa seketika membanjiri linimasa media sosial, menjadi saksi betapa besar jejak yang ditinggalkan Raminten.
Akun Instagram @ramintencabaret bahkan menuliskan kalimat perpisahan yang begitu menyayat hati, “Sosok yang telah membangun, memperjuangkan, dan membesarkan nama Raminten Cabaret Show telah berpulang.
Langit Jogja malam hari ini ikut bersedih meneteskan jutaan air mata mengiringi kepergiannya. Selamat jalan Cinta kami.”
Di tengah suasana duka yang menyelimuti kediaman almarhum di Bantul, Yogyakarta, kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh perwakilan keluarga, Hamzah Batik.
Dengan suara lirih, ia membenarkan bahwa seniman besar itu telah berpulang sekitar pukul 22.34 WIB, saat menjalani perawatan intensif di RS Sardjito.
“Kami atas nama pihak keluarga, anak, cucu menyampaikan bahwa Pak Hamzah benar telah berpulang hari Rabu di RS Sardjito jam 22.34 WIB. Beliau dirawat di rumah sakit sejak Senin pagi,” ungkapnya kepada para wartawan yang melayat.
Sebuah perjalanan terakhir telah direncanakan untuk menghantarkan Raminten ke peristirahatan abadinya. Menurut penuturan pihak keluarga, jenazah almarhum akan dikremasi pada hari Sabtu, 26 April 2025, dan kemudian disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogjakarta (PUKJ).
“Rencananya, almarhum Bapak Hamzah akan dikremasi pada hari Sabtu. Di hari itu akan disemayamkan di PUKY,” jelasnya.
Lebih lanjut, terungkap pula bahwa penyakit gula yang telah lama diderita menjadi penyebab berpulangnya sang maestro seni kelahiran Januari 1950 ini.
“Karena gerah (sakit) apalagi sudah sepuh, beliau usia 75. Beliau dirawat karena punya sakit gula,” imbuhnya.
Kesedihan mendalam turut dirasakan oleh segenap keluarga besar Hamzah Batik dan Raminten Grup. Dalam ungkapan terakhirnya, pihak keluarga memohon doa dari seluruh masyarakat serta memohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan almarhum semasa hidupnya.
“Segenap keluarga memohon doa dari masyarakat dan memohon maaf untuk almarhum atas kesalahan dan khilaf,” pungkasnya.
Kepergian Raminten meninggalkan luka yang mendalam bagi dunia seni Yogyakarta dan seluruh penggemarnya, namun karya dan semangatnya akan terus dikenang. ***